News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Bandung

Fakta Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung: Kronologi, Sosok Pelaku, hingga Jumlah Korban

Penulis: Sri Juliati
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah ledakan yang diduga bom bunuh diri terjadi di Mapolsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022) pukul 08.20 WIB, pagi. Inilah sejumlah fakta terbaru terkait peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung. Mulai dari kronologi, sosok pelaku, hingga jumlah korban.

TRIBUNNEWS.COM - Ledakan yang berasal dari bom bunuh diri terjadi di kantor Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022).

Aksi bom bunuh diri itu terjadi pada pukul 08.20 WIB saat anggota Polsek Astana Anyar sedang melakukan apel.

Saat itu, pelaku yang merupakan seorang pria datang ke kantor Polsek Astana Anyar mencoba menerobos apel pagi dan mengacungkan senjata.

Seketika bom meledak dan pelaku tewas seketika.

Sementara itu, seorang anggota polisi gugur dalam peristiwa tersebut dan beberapa anggota lainnya luka-luka.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Terungkap, Ternyata Eks Napi Kasus Bom Cicendo, 4 Tahun di Nusakambangan

Selengkapnya, berikut sejumlah fakta terbaru terkait peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, dirangkum dari berbagai sumber:

1. Kronologi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Kapolrestabes Bandung, Kombes Aswin Sipayung mengatakan, aksi bom bunuh diri terjadi saat anggota Mapolsek Astanaanyar melaksanakan apel pagi.

"Pukul 08.20 WIB, awalnya anggota Mapolsek Astanaanyar sedang melaksanakan kegiatan apel pagi," ujar Aswin.

Tiba-tiba, lanjut dia, ada seorang laki-laki masuk ke Mapolsek Astanaanyar menerobos barisan apel pagi.

Pelaku juga mengacungkan senjata tajam dan seketika anggota Polsek Astana Anyar menghindar.

Tak lama kemudian, laki-laki itu meledakkan bom dan tewas seketika di lobi mapolsek.

"Pelaku pembawa bom tersebut meninggal dunia di lobinya Polsek Astana Anyar," kata dia.

Akibat ledakan bom itu, pintu gerbang dan lokasi apel pagi Polsek Astana Anyar hancur, tapi tidak sampai ke dalam.

Baca juga: Jangan Sebar Foto atau Video soal Bom Polsek Astana Anyar, Bisa Terancam Penjara 4 Tahun

2. Ada Ledakan Kedua

Petugas kepolisian melakukan penutupan ruas jalan dan pengamanan sekitar lokasi ledakan diduga bom bunuh diri di Mapolsek Astana Anyar, Jalan Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (7/12/2022). Peristiwa ledakan bom yang terjadi di Mapolsek Astana Anyar sekitar pukul 08.20 WIB tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan tujuh orang luka-luka. Korban meninggal dunia yakni seorang pelaku pembawa bom dan seorang petugas Mapolsek Astana Anyar, sedangkan korban luka-luka adalah enam petugas mapolsek dan seorang warga. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Beberapa jam setelah ledakan pertama, terdengar suara ledakan lagi di Polsek Astana Anyar.

Ledakan itu terjadi sekira pukul 10.45 WIB dan suaranya terdengar cukup kencang hingga radius 200 meter.

Dikutip dari Kompas.com, suara ledakan itu ternyata bersumber dari barang yang diduga bahan peledak di kantor Polsek Astana Anyar.

Setelah tiga kali percobaan penjinakan, bom pun meledak pada percobaan ketiga. Suara tim Gegana terdengar dari jarak 50 meter.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo memaparkan, ada benda yang dicurigai sebagai bahan peledak dan sudah dilakukan disposal dengan melakukan peledakan di lokasi.

"Jadi memang ada benda yang dicurigai bahan peledak juga, sudah dilakukan disposal dengan melakukan peledakan di sini."

"Terkait dengan bahan tersebut, itu dilakukan verifikasi lagi," ungkap Ibrahim.

Dengan demikian, secara keseluruhan sampai saat ini terdapat dua bom.

Satu bom ada di tubuh pelaku, satu lagi berada di lokasi di sekitar ledakan.

Baca juga: Soal Ledakan di Polsek Astana Anyar Bandung, 1 Polisi Gugur hingga Kantor Kepolisian Diperketat

3. Sosok Pelaku Bom Bunuh Diri

Adapun sosok pelaku peledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar teridentifikasi atas nama Agus Sujatno alias Agus Muslim.

Dikutip dari TribunJabar.id, data ini didapat setelah polisi mencocokkan sidik jadi pelaku dengan sidik jari yang ditemukan di lokasi kejadian ledakan bom di Kota Bandung.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan Agus Sujatno pernah terlibat aksi bom Cicendo Kota Bandung.

Agus Sujatno juga pernah menghuni LP Nusakambangan, Cilacap selama empat tahun,

September 2021, ia dinyatakan bebas.

"Pelaku pernah ditangkap karena bom Cicendo, sempat dihukum empat tahun di LP Nusakambangan."

"Pada Sepetember 2021 bebas," jelas Kapolri Jenderal Sigit Prabowo di lokasi kejadian.

Agus Sujatno juga masuk kategori pelaku tindak teroris berat sehingga ia dihukum penjara di LP Nusakambangan.

Agus Sujatno juga teridentifikasi masuk dalam jariangan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung, Jawa Barat.

Jenderal Listyo mengatakan, Agus Sujatno termasuk mantan napi yang sulit dilakukan deradikalisasi sehingga statusnya masih 'merah.'

"Yang bersangkutan ini sebelumnya ditahan di LP Nusakambangan. Artinya dalam tanda kutip masuk kelompok masih merah."

"Maka proses deradikalisasi perlu teknik dan taktik berbeda karena yang bersangkutan masih susah diajak bicara, cenderung menghindar, walaupun sudah melaksanakan aktivitas," ujar Listyo.

Sementara itu, menurut informasi yang diterima Tribunnews.com, Agus Sujatno memiliki nama alias yaitu Abu Muslim Bin Wahid.

Ia lahir di Bandung pada 24 Agustus 1988.

Saat ini Agus Sujatno tinggal di Kelurahan Cibangkong RT 4 RW 11, Kecamatan Batu Nunggal, Kota Bandung berdasarkan alamat KTP.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Boy Rafli Amar mengatakan, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar bergerak sendiri alias lone wolf.

Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

"Sementara iya, itu sementara iya lone wolf," ujar Boy Rafli Amar, Rabu (7/12/2022).

Meski begitu, Boy menyebut pihaknya masih mendalami terkait masuk jaringan terorisme apa pelaku yang menyerang Polsek Astana Anyar tersebut.

"Tapi penyelidikannya adalah siapa yang membantu dia, gitu," katanya.

4. Motor Pelaku Diamankan

Beredar foto yang diduga kendaraan milik pelaku bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat yang terjadi pada Rabu (7/12/2022). (Istimewa)

Terkait barang bukti, polisi juga mengamankan satu unit sepeda motor bebek berwarna biru.

Motor itu diduga digunakan pelaku saat melakukan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana mengatakan, motor tersebut menjadi barang bukti yang digunakan polisi sebagai bahan penyelidikan untuk mengungkap pelaku bom bunuh diri tersebut.

"Barang bukti yang sudah diamankan, satu buah sepeda motor yang digunakan pelaku berwarna biru," ujar Irjen Suntana, dikutip dari TribunJabar.id.

Suntana mengatakan, pada bagian depan motor, ditemukan selembar kertas yang bertuliskan "RKUHP HUKUM syirik/kafir, perangi para penegak hukum setan QS 9:29".

Temuan tersebut, lanjut Suntana, akan menjadi bahan penyelidikan lanjutan.

"Memang di tulisannya itu menyampaikan bahwa produk KUHP adalah produk kafir, mari kita berantas penegak hukum, seperti itu tulisannya."

"Itu sebagai bahan penyelidikan lebih lanjut ya," ucapnya.

5. Jumlah Korban

Irjen Suntana mengatakan, ada 11 orang yang menjadi korban dalam bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

Dari 11 korban, 10 di antaranya anggota polisi dan satu orang lainnya adalah warga sipil.

Sementara itu, ada satu anggota polisi yang gugur yaitu Aiptu Sofyan.

"Sebelas orang jadi korban, terdiri dari 10 anggota polisi dan satu orang anggota meninggal dunia atas nama Aiptu Sopyan."

"Sembilan masih dalam luka-luka, akibat serpihan dari ledakan tersebut," ujar Suntana, dilansir TribunJabar.id.

Sementara korban dari warga sipil diketahui bernama Nurhasanah yang mengalami luka ringan.

Korban diketahui sedang berjalan di depan Polsek Astana Anyar saat bom bunuh diri itu meledak.

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Abdy Ryanda Shakti) (TribunJabar.id/Kisdiantoro/Nazmi Abdurrahman) (Kompas.com/Putra Prima Perdana)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini