News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Staf Pribadi Ferdy Sambo Tak Tahu Ada Surat Perintah Penyelidikan Penembakan Terhadap Brigadir J

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Staf Pribadi Ferdy Sambo saat menjadi Kadiv Propam Polri, Novianto Rifai saat dihadirkan jaksa penuntut umum (JPU) sebagai saksi di sidang Obstraction of Justice, di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (8/12/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf pribadi Ferdy Sambo, Novianto Rifai mengaku tak mengetahui adanya surat perintah penyelidikan (Sprinlidik) terkait penembakan yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Pengakuan itu disampaikannya saat menjadi saksi dalam sidang obstruction of justice atau perintangan penyidikan atas terdakwa Hendra Kurniawan pada Kamis (8/12/2022).

Di dalam persidangan, Novianto dicecar pertanyaan terkait penerbitan sprinlidik oleh tim jaksa penuntut umum (JPU).

Satu di antara beberapa pertanyaan tersebut yaitu mengenai waktu penanda tanganan sprinlidik oleh Mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo.

Novianto pun menjelaskan bahwa waktu penanda tanganan sprin lidik dimungkinkan di luar jam kerja.

"Kalau surat perintah mendadak itu kan surat urgent. Biasanya surat urgent yang dibutuhkan tandatangani," ujarnya di dalam persidangan, Kamis (8/12/2022).

Baca juga: Ferdy Sambo Panik setelah Brigadir J Ditembak, Minta Dipanggilkan Ambulans untuk Selamatkan Yosua

Dia pun menjelaskan bahwa surat yang berkategori urgent tersebut dapat langsung diterbitkan pada hari itu juga.

"Malam itu di tanda tangani bisa?" tanya JPU.

"Malam itu (bisa) siap," jawab Novianto.

Jika Ferdy Sambo berhalangan untuk menanda tangani surat yang bersifat ugent tersebut, maka pejabat tertinggi lain di Divisi Propam Polri.

"Pimpinan tertingginya ada Karo Provos, Karo Paminal, Karowabprof," kata Novianto.

Setelah itu, JPU pun menanyakan surat perintah penyelidikan terkait kematian brigadir J.
"Saksi tahu surat perintah penyelidikan surat perintah yang ditandatangani Hendra Kurniawan tahu tidak?" tanya JPU.

"Tidak tahu," kata Novianto.

Sebelumnya, Hendra Kurniawan melalui pengacaranya, Henry Yosodiningrat menunjukkan surat peritnah pengamanan CCTV yang dikeluarkan oleh Ferdy Sambo.

Namun, saat itu Wakil Kepala Detasemen C Biro Paminal Divisi Propam Polri, AKBP Radite Hernawa mengaku tidak pernah ditunjukkan Sprin tersebut saat diperiksa oleh penyidik Bareskrim Polri.

“Kalau saya lihat ada Sprin atau laproan informasi khusus tugas penyelidikan full bucket dan mengklarifikasi kebenaran di wilayah hukum Polda Metro Jaya, koordinasi dengan Div Propam dan instansi terkait, apakah jawaban begini?," tanya pengacara Hendra dalam persidangan di PN Jakarta Selatan, Kamis (1/12/2022). 

“Tidak diperlihatkan (Sprin saat itu),” kata Radite.

“Kalau dilihatkan sama jawabannya?," tanya pengacara.

Henry kemudian berdiri dan membawa Sprin Agus dan Hendra ke meja Majelis Hakim. Lalu, Radite pun mengikuti untuk melihat Sprin pengamanan CCTV tersebut.

“Pernah diperlihatkan?” tanya hakim ke Radite. 

“Tidak," jawab Radite.

“Kalau dilibatkan pendapat bakal beda?," tanya Hakim.

“Berbeda," jawab Radite.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini