News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

LDII Tolak Kampanye LGBT: Bukan Hanya Soal Agama dan Etika 

Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Chriswanto Santoso saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta, Senin (19/4/2022). LDII menolak keras kampanye kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sebab dapat merusak masa depan umat manusia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) menolak keras kampanye kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) sebab dapat merusak masa depan umat manusia.

Pasalnya masalah LGBT bukan hanya persoalan agama dan etika, tapi sudah menyentuh politik elit global.

“Kekhawatiran kami, LGBT yang dikampanyekan secara massif oleh kelompok-kelompok liberal meningkatkan penerimaan generasi muda terhadap LGBT,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam keterangannya, Senin (12/12/2022).

Kampanye ini telah masuk ranah politik di Amerika Serikat dan Eropa telah menyebar ke seluruh dunia. 

Singapura menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang mencabut larangan kriminalisasi terhadap aktivitas LGBT, menyusul Thailand dan Filipina yang mengakui aktivitas LGBT. 

“Saat ini negara-negara maju dipusingkan oleh rakyatnya yang memandang lembaga pernikahan adalah beban, lalu ditambah LGBT,” keluhnya. 

KH Chriswanto menegaskan, LGBT mampu merusak pribadi generasi muda.  

Semakin banyak praktik perkawinan LGBT, makin mengancam eksistensi manusia.

“Anda bisa membayangkan, seorang anak yang bangun pagi mendapati orangtuanya laki-laki semua atau perempuan semua. Di sinilah akan terjadi kekacauan dalam pola pendidikan moral anak, kita belum sampai berbicara masalah larangan Allah dalam berbagai agama terkait praktik LGBT, yang sudah pasti diharamkan,” ujarnya. 

Ia mengatakan, LGBT bukanlah budaya bangsa Indonesia yang terbiasa dengan komunalisme. 

LGBT adalah budaya impor yang menyanjung kebebasan individu, sehingga tidak selaras dengan agama dan budaya bangsa Indonesia.

Ia berharap, televisi dan media-media penyiaran juga menyaring propaganda LGBT.

“Ini agar anak-anak muda tidak menganggap menjadi LGBT adalah sesuatu yang keren dan bagian dari humanisme,” tuturnya.

Baca juga: Respon Rencana Kunjungan Utusan AS Terkait LGBT, Kemlu RI Singgung Etika Bertamu

Sementara itu Ketua Departemen Pendidikan Keagamaan dan Dakwah (PKD) DPP LDII KH Aceng Karimullah menegaskan, mencegah prilaku menyimpang LGBT harus dimulai dengan menjaga keimanan diri sendiri.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini