Pengakuan Bharada E diungkap saat hakim menanyakan apakah ada peristiwa-peristiwa lain terkait pertengkaran antara Putri Candrawathi dengan Ferdy Sambo, atau Putri Candrawathi dengan Brigadir J.
Dijelaskan Bharada E, di awal bulan Juni 2022 dia piket bersama almarhum Brigadir J.
Setelah piket dan lepas dinas, dia stand by di rumah Ferdy Sambo di Saguling.
Di Saguling, ada ajudan lain Martin dan Brigadir J.
Tak lama setelah itu, Putri Candrawathi turun ke lantai dasar dan Brigadir J membawa senjata dimasukkan ke mobil.
Setelah itu, Putri memanggil para ajudan, lalu memerintahkan Matius masuk ke dalam mobilnya bersama Brigadir J.
Sementara Bharada E diminta mengikuti dari belakang.
Saat itu, mobil bergerak ke arah Kemang, namun tidak langsung ke rumah Jalan Bangka, tapi mutar-mutar di jalan.
"Saya tanya ke almarhum lewat HT, bang ini mau kemana? Karena perjalanan muter-muter ke daerah kemang. Saya tidak tahu mau kemana. Akhirnya kita balik ke kediaman Jalan Bangka," sebut Bharada E.
Sampai di kediaman Bangka, Bharada E melihat Putri Candrawathi tampak marah.
Setengah jam kemudian, Ferdy Sambo yang saat itu dikawal ajudan Adzan Romer dan Sadam masuk ke rumah.
"Pak FS kayak marah-marah juga, masuk ke dalam rumah," terang Bharada E.
Setelah itu, Brigadir J memberitahukan kepadanya akan ada tamu bernama Elben yang akan datang.
Lalu, Brigadir J mewarning seluruh ajudan, kecuali dia dan Matius dilarang berada di area rumah.
"Almarhum bilang, tIdak ada selain kami berdua (Brigadir J dan Matius) berada di dalam area kediaman bangka. Semua tunggu di luar," ungkap Bharada E.
Setelah itu, ajudan Romer, Sadam, Somad dan ART Irvan, berada di belakang,
Sementara Bharada E bersama Alfons dan Farhan berada di depan.
Sekitar 1-2 jam kemudian, ada orang yang mau ke luar rumah.
"Ada perempuan, saya tidak kenal. Nangis dia. Perempuan itu bilang, mencari driver mobilnya," ungkap Bharada E.
Bharada E lalu memanggil driver mobil Pajero Hitam milik perempuan itu.
Setelah itu, sang perempuan naik dan pulang.
"Semenjak kejadian itu pak FS lebih sering di Saguling," ungkap Bharada E.
Pengakuan Bharada E inipun memantik reaksi kuasa hukum keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak, untuk menguak lebih mendalam.
Martin mempertanyakan keberadaan Elben di tempat tersebut.
"Siapa Elben ini? Kenapa dia bisa hadir ketika FS bersama perempuan di gap sama istri di Jalan Bangka," katanya dikutip dari tayangan Sapa Indondesia Pagi Kompas TV, Kamis (1/12/2022).
Martin pun memiliki dugaan liar terhadap pria yang kerap disapa kho Elben ini.
"Apakah Elben ini seorang PANP. Anak gaul pasti tahu apa yang saya maksud ini," kata Martin.
Martin meminta agar Elben ini menjadi saksi dan harus diperiksa untuk mengungkap kondisi hubungan sebenarnya antara Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
"Jangan di depan persidangan mereka akur-akur saja, ternyata di belakang gak akur," ujarnya.
Menurut Martin, akur tidaknya hubungan Ferdy Sambo dan Putri akan menentukan motif kejahatannya tersebut.
"Jangan sampai mereka mengaburkan fakta karena berlagak seolah harmonis, padahal tidak," ujarnya.
Martin lalu membongkar kabar yang didapat dari seorang rohaniawan mengenai hubungan Ferdy Sambo dan Putri Candrawati.
"Yang kami dengar sama dengan RE. Bakan sumbernya kami dari rohaniawan yang disampaikan ke orang-orang tertentu, bahwa hubungan mereka selama satu tahun terakhir, tidak baik-baik saja," tukasnya.
Si Cantik Diduga Dekat dengan Ferdy Sambo, Kamaruddin Simanjuntak: Berseragam Cokelat dan Piala Bergilir
Kamaruddin Simanjuntak ikut menanggapi soal wanita misterius menangis di rumah Ferdy Sambo.
Sebelumnya, Bharada Eliezer (Bharada E) mengatakan ada sosok wanita menangis keluar dari rumah Ferdy Sambo di Jalan Bangka.
Adanya kesaksian itu, sejumlah pihak berkomentar, termasuk Kamaruddin Simanjuntak yang mengorelasikan dengan keterangannya beberapa waktu lalu soal 'si cantik'.
Kamaruddin Simanjuntak menyebut wanita menangis yang ada di rumah Ferdy Sambo itu adalah 'si cantik' yang disebutnya.
Dirinya juga mengatakan selain yang menangis di rumah ferdy Sambo, si cantik yang dimaksud juga wanita berseragam cokelat.
Kamaruddin Simanjuntak juga menyebut si cantik sebagai 'piala bergilir'.
"Salah satunya itu adalah yang piala bergilir, yang wanita cokelat itu, satu lagi yang nangis di rumah Bangka," kata Kamaruddin Simanjuntak, dilansir TribunnewsBogor.com.
Kemudian, Kamaruddin Simanjuntak pun menegaskan jika si cantik yang ia maksud ini, yang diduga dekat dengan Ferdy Sambo, ada lebih dari satu orang.
"Ada lebih dari satu, satu itu yang berseragam cokelat itu yang disebut piala bergilir, yang menginformasikan ke saya orang intelejen saya jenderal juga dari Akpol 87," kata dia.
Kamaruddin Simanjuntak menyebut bahwa wanita yang menangis itu adalah sosok yang selama ini ia sebut sebagai Si Cantik.
Bahkan menurut dia, kejadian di rumah Jalan Bangka itu menjadi pemicu dendam bagi Ferdy Sambo kepada Brigadir J.
Sejak kejadian itu kata Kamaruddin Simanjuntak, Brigadir J kerap mendapat ancaman.
"Ferdy Sambo begitu benci kepada Yosua karena Yosua ini dianggap awalnya berpihak kepada Putri karena dia sebagai ajudan Putri ikut dianggap memberi tahu si cantik itu, ketika mereka cari-cari sampai pakai senjata laras panjang di daerah Kemang itu," tutur Kamaruddin Simanjuntak.
"Hubungannya karena si PC ini kan sering mengajak ajudannya, salah satu Yosua, dianggap dia memberi tahu keberadaan wanita ini (si cantik). Padahal namanya ajudan diperintah-perintah kan oleh PC ya tentu dia mengikut," ungkapnya.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, dari kejadian itu akhirnya berlanjut pada pembunuhan Brigadir J.
Bantahan Kubu Ferdy Sambo Soal Ada Wanita Menangis: Tidak Benar, Hanya Karangan Bharada E
Tim pengacara keluarga Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi buka suara soal ucapan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E yang menyebut ada sosok wanita misterius yang menangis saat keluar dari rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.
Kuasa hukum Arman Hanis membantah ucapan Bharada E.
Menurutnya, pernyataan itu merupakan karangan dari mantan anak buah Ferdy Sambo tersebut.
"Terkait keterangan RE di persidangan, saya tegaskan keterangan itu tidak benar dan hanya karangan RE saja dan juga tidak ada dalam dakwaan klien kami," kata Arman Anis saat dihubungi, Jumat (2/12/2022).
Bantahannya itu, kata Arman Anis, didasari karena Bharada E sendiri tidak berdinas di rumah pribadi Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan melainkan di rumah dinas Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga.
Sehingga hal itu bertolak belakang dengan keterangan Bharada E yang mengaku berangkat dari rumah pribadi Saguling, bersama Putri Candrawathi dan Brigadir J untuk menuju ke rumah pribadi jalan Bangka, Kemang, Jakarta Selatan.
"Tidak benar, karena kalau RE tidak berdinas dia tidak di saguling tapi di rumah posko duren tiga," ujarnya.
Soal Wanita Menangis di Rumah Ferdy Sambo, LPSK Klaim Bharada E Jujur
Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau Bharada E mengungkap adanya sosok perempuan menangis di kediaman Ferdy Sambo di Jalan Bangka.
LPKS mengklaim pernyataan Bharada E dalam sidang yang digelar pada Rabu (30/11/2022) tersebut adalah jujur.
Sementara pihak Ferdy Sambo menyebut pernyataan Eliezer hanyalah sebuah karangan.
Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) memastikan pernyataan Bharada E tersebut jujur.
"Tentu (sejak awal kami minta Bharada E jujur)," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi saat dihubungi, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Pengacara Bharada E Temukan Fakta Baru dalam Persidangan, Ada Lemari Senjata dan Kotak Amunisi
Saat diperiksa LPSK, Bharada E juga mengungkap perihal adanya wanita menangis tersebut.
Edwin pun menyebut, keterangan Bharada E bukanlan karangan.
Cerita soal wanita tersebut ternyata diceritakan Bharada E begitu saja dan merupakan pengalamannya selama bertugas di rumah Ferdy Sambo.
"Cerita itu mengalir begitu saja terkait dengan tugas dan pengalaman dia selama bersama FS (Ferdy Sambo) dan PC (Putri Candrawathi)," tutur Edwin, mengutip Kompas.com. (tribun network/thf/Tribunnews.com)