Hal ini terjadi pada 20 Oktober 1945.
Dikutip dari Kemendikbud, hal itu membuat kebencian dan perasaan tidak senang pribumi yang mengakibatkan perpecahan insiden antara TKR dengan tentara sekutu pada 26 Oktober 1945.
Bertepatan dengan insiden tersebut, pihak Inggris mengatasi bentrok dengan membebaskan 10.000 tawanan di Magelang dan Ambarawa di wilayah pedalaman Jawa yang sedang bergejolak akibat perlawanan dari pihak Republik.
Sebanyak 10.000 tawanan yang dibebaskan tersebut merupakan Indo-Eropa dan Eropa.
Hingga akhirnya, Ir Soekarno dan Brigjen Bethel menengahi peristiwa itu dan melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945.
Kemudian, kedua pihak sepakat dan sekutu tetap bertanggung jawab pada tugasnya.
Jalan raya Ambarawa-Magelang kemudian terbuka untuk Republik dan Serikat.
Baca juga: Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD yang Diperingati 15 Desember
Sekutu pun tidak mengakui aktivitas NICA dan mengabaikan bunyi perjanjian yeng telah disetujui bersama.
Hal itu menyebabkan terjadinya pertempuran 20 November 1945.
Pada 22 November 1945, pertempuran merembet hingga ke dalam kota.
Untuk mengancam TKR, sekutu melakukan pengeboman ke pedalaman Ambarawa.
TKR pun tak gentar, justru melakukan pembalasan.
Dari kejadian itu, Ambarawa terbagi menjadi empat sektor yakni utara, selatan, timur, dan barat.
Sebagai informasi, rakyat Ambarawa bersatu dengan TKR yang membuat sekutu kesulitan untuk menaklukkan wilayah itu.