TRIBUNNEWS.COM - Berikut logo dan sejarah Hari Juang Kartika TNI AD tahun 2022.
Hari Juang Kartika TNI AD diperingati setiap tanggal 15 Desember tiap tahunnya.
Tahun ini, Hari Juang Kartika TNI AD jatuh pada Kamis (15/12/2022).
Dikutip dari jogjaprov.go.id, peringatan Hari Juang Kartika TNI AD pada 15 Desember ini untuk mengenang Pertempuran Ambarawa.
Diketahui sebelumnya, Hari Juang Kartika TNI AD ini bernama Hari Infanteri.
Baca juga: 30 Link Twibbon Hari Juang Kartika TNI AD 2022, Beserta Cara Buatnya dan Bagikan di Media Sosial
Logo Hari Juang Kartika TNI AD
Link download Logo Hari Juang Kartika TNI AD 2022, klik di sini.
Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD
Hari Juang Kartika diperingati untuk mengenang Pertempuran Ambarawa pada 1945.
Saat itu, Jenderal Soedirman memimpin perjuangan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada pertengahan Desember 1945.
Perjuangan itu membuat tentara sekutu terjepit dan memilih mundur dari Ambarawa menuju Semarang, Jawa Tengah.
Diketahui, pertempuran Ambarawa ini terjadi karena pihak serikat tidak menghargai Kemerdekaan Indonesia.
Tentara sekutu yang harusnya mengurusi tawanan perang yang di penjara di Ambarawa dan Magelang justru memboncengi Pemerintahan Sipil Hindia Belanda (NICA).
Tujuannya, agar mereka bisa mempersenjatai tawanan tersebut.
Hal ini terjadi pada 20 Oktober 1945.
Dikutip dari Kemendikbud, hal itu membuat kebencian dan perasaan tidak senang pribumi yang mengakibatkan perpecahan insiden antara TKR dengan tentara sekutu pada 26 Oktober 1945.
Bertepatan dengan insiden tersebut, pihak Inggris mengatasi bentrok dengan membebaskan 10.000 tawanan di Magelang dan Ambarawa di wilayah pedalaman Jawa yang sedang bergejolak akibat perlawanan dari pihak Republik.
Sebanyak 10.000 tawanan yang dibebaskan tersebut merupakan Indo-Eropa dan Eropa.
Hingga akhirnya, Ir Soekarno dan Brigjen Bethel menengahi peristiwa itu dan melakukan perundingan gencatan senjata pada 2 November 1945.
Kemudian, kedua pihak sepakat dan sekutu tetap bertanggung jawab pada tugasnya.
Jalan raya Ambarawa-Magelang kemudian terbuka untuk Republik dan Serikat.
Baca juga: Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD yang Diperingati 15 Desember
Sekutu pun tidak mengakui aktivitas NICA dan mengabaikan bunyi perjanjian yeng telah disetujui bersama.
Hal itu menyebabkan terjadinya pertempuran 20 November 1945.
Pada 22 November 1945, pertempuran merembet hingga ke dalam kota.
Untuk mengancam TKR, sekutu melakukan pengeboman ke pedalaman Ambarawa.
TKR pun tak gentar, justru melakukan pembalasan.
Dari kejadian itu, Ambarawa terbagi menjadi empat sektor yakni utara, selatan, timur, dan barat.
Sebagai informasi, rakyat Ambarawa bersatu dengan TKR yang membuat sekutu kesulitan untuk menaklukkan wilayah itu.
Pada pertempuran itu, Kolonel Isdiman tewas dan digantikan oleh Kolonel Soedirman pada 25 November 1945.
Tewasnya Kolonel Isdiman membuat rakyat yang bersatu dengan TKR melakukan serangan balik pada akhir bulan November 1945.
Pertempuran tersebut membuat Inggris mundur ke daerah pesisir dan Kolonel Soedirman mengumpulkan para komandan sektor untuk menginstruksikan pukulan terakhir bagi sekutu.
Pada 5 Desember 1945, serangan pukulan terakhir itu membuat sekutu terusir dari Desa Banyubiru yang merupakan garis pertahanan terdepan.
Setelah itu, TKR dan rakyat kembali menyerang sekutu yang berada di dalam kota pada 12 Desember 1945.
Saat itu, sekutu yang berada di dalam Benteng Willem dikepung TKR dan rakyat selama empat hari empat malam.
Sejarah pertempuran tersebut masuk dalam riwayat pertempuran pasukan TNI AD dan diperingati setiap tahunnya.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)