"Jadi 6 ya? Yang satu tidak tembus itu yang mana?" tanya lagi jaksa.
"Kami temukan bersarang ada di dada," timpal Farah.
"Dada sisi kanan," sambungnya.
Kata Farah, satu buah proyektil itu ditemukan tim nya saat sedang melakukan autopsi pada tubuh jasad Brigadir Yosua
"Bersarang itu artinya ditemukan proyektil atau tidak?" tanya jaksa.
"Kami temukan satu buah Proyektil anak peluru pada saat pemeriksaan autopsi nya di rongga dadanya," tukas Farah.
Baca juga: Satu Per Satu, Eks Anak Buah Ferdy Sambo Murka Dijadikan Korban dan Dibohongi
Sebelumnya, Ahli Forensik & Medikolegal, Farah Primadani Karouw ternyata menjadi dokter yang pertama kali menerima jenazah Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J seusai pembunuhan di rumah dinas Ferdy Sambo, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022 lalu.
Awalnya, Dokter Farah mengungkapkan bahwa dirinya sedang piket di RS Polri, Jakarta Timur pada 8 Juli 2022 malam.
Tiba-tiba, dia kedatangan seorang jenazah yang belakangan diketahui Yosua Hutabarat.
"Apa betul tanggal 8 di RS?" tanya Jaksa Penuntut Umum (JPU) kepada Dokter Farah saat bersaksi dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana Brigadir J atas kelima terdakwa di PN Jakarta Selatan, Senin (19/12/2022).
"Betul, piket," jawab Dokter Farah.
Ia menuturkan bahwa jenazah Brigadir J datang dengan ambulans sekitar pukul 20.00 WIB.
Lalu, dirinya melanjutkan prosesnya sesuai dengan menanyakan kelengkapan administrasi dari pihak kepolisian.
Menurutnya jenazah Brigadir J tiba di rumah sakit dengan memakai kaos berlumuran darah. Dia pun melihat adanya sejumlah luka tembakan yang dialami Brigadir J.