News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

TB Hasanuddin: Permintaan Maaf Belanda Tak Spesifik ke Indonesia dan hanya Peryataan Politis

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin.

Bahkan, kata TB, Mark Muttr hanya berbicara di lingkungan pemerintahan Belanda.

"Tidak langsung menjurus ke Indonesia dan yang kedua baru pernyataan," ucapnya.

Menurut TB, mungkin pemerintah Indonesia harus bereaksi jika Perdana Menteri Mark mengirim surat resmi pernyataan dan surat diplomat resmi bukan hanya sebuah pernyataan.

Politisi asal Banten itu menilai, langkah itu sangat perlu karena perdana menteri Mark hanya menyangkut beberapa hal antara lain, misalnya menyayangkan kekejaman tentaranya, kemudian membiarkan perdagangan manusia atau mungkin masalah perbudakan, kemudian masalah tindakan rasis dan lain sebagainya.

Terlebih, terutama dalam kurun waktu kalau menyangkut ke Indonesia sekitar tahun 1945 sampai dengan 1949.

"Di sini kata kuncinya Belanda belum mengakui kemerdekaan yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Belanda hanya menyatakan bahwa ada penyerahan kedaulatan pada tahun 1949. Itu barangkali yang perlu kita garis bawahi bawa secara resmi secara diplomat Belanda belum pernah menyatakan permohonan maaf," tegas TB Hasanuddin.

Lalu, apa yang kita harapkan dari pemerintah Belanda, saat ini?

TB Hasanuddin menilai perlunya sebuah pengakuan bahwa masa lalu Belanda pernah menjajah Indonesia, mungkin 300 tahun atau 350 tahun.

Pengakuan ini perlu, lanjut TB, untuk diakui oleh dunia internasional dan perlu untuk meluruskan sejarah wabilkhusus sejarah Indonesia dan menumbuhkan rasa kecintaan rasa kebangsaan di generasi muda. Bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa yang diberi kemerdekaan, tetapi harus berjuang dengan berdarah-darah dengan nyawa untuk merebut kemerdekaan itu.

"Dan yang terakhir barangkali dengan pengakuan itu kita membutuhkan dikembalikannya misalnya benda-benda bersejarah atau barangkali ada semacam imbalan selama secara ekonomis maupun juga secara historis kita telah dirugikan," ujar TB Hasanuddin.

"Ini mungkin yang perlu mendapatkan perhatian dari kita semua dan sekarang apa tindakan kita yang perlu kedepannya. Agar pemerintah Belanda mengakui bahwa mereka pernah menjajah Indonesia atau Indonesia pernah menjadi koloni mereka maka perlu dan kita semua sebuah perjuangan, upaya diplomasi agar ada pengakuan itu," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini