News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Tembak Polisi

Ahli Psikologi Sebut Bharada E Alami Hipomania, Menutupi Cemas dengan Semangat Berlebih

Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer saat tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022). Agenda persidangan hari ini akan menghadirkan Lima saksi ahli dari jaksa penuntut umum (JPU), mulai dari ahli forensik, digital forensik, Inafis, dan kriminologi berikut saksi yang dapat dihadirkan Farah P Karow (ahli forensik), Ade Firmansyah (ahli forensik), Adi Setya (ahli digital forensik), Eko Wahyu Bintoro (ahli inafis), dan Prof Dr Muhamad Mustofa (ahli kriminologi). Warta Kota/YULIANTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ashri Fadilla

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog klinis dewasa menyebut adanya perubahan kondisi psikologis Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E pasca-peristiwa kematian Brigadir J.

Jika pada assesment awal, Richard cenderung cemas dan takut namun pada assesment terakhir dia mengalami perubahan emosi.

Cemas dan takut tersebut diketahui telah bertransformasi menjadi hipomania.

"Ini kemudian emosi takut ini tertransformasi menjadi ada kecenderungan hipomania," ujar psikolog klinik dewasa, Liza Marielly Djaprie di dalam sidang agenda pemeriksaan saksi yang meringankan terdakwa Richard pada Senin (26/12/2022).

Baca juga: Rayakan Natal di Rutan Bareskrim, Bharada E dapat Kiriman Makanan Favorit Khas Manado dari Ibunda

Hipomania dijelaskan Liza merupakan kondisi dimana seseorang tampak sangat berenergi dan bersemangat, tak seperti biasanya.

"Jadi setelah takut, sepertinya kemudian Richard Eliezer itu memutuskan untuk Oke saya harus melakukan sesuatu atas kondisi ini," katanya.

Namun di balik semangat berlebih tersebut ada kecemasan yang terpedam.

"Jadi mekanisme diri. Sebenarnya di dalam dia masih cemas," kata Liza.

Kondisi demikian diketahui berbeda dari assesment pertama terhadap Richard.

Saat pertama kali bertemu, Liza menjelaskan bahwa Richard tampak dalam kondisi cemas.

Kecemasan itu disebut Liza tergambar dari perilaku yang ditunjukkan Richard, yaitu banyak memainkan tangan dan menghindari kontak mata.

"Pada saat pertama bertemu itu, menurut pengamatan kondisinya masih sangat cemas. Jadi dia banyak sekali mainin tangan. Kemudian menjaga tidak ada kontak mata," katanya.

Tak hanya itu, Richard juga menjawab pertanyaan-pertanyaan Liza dengan volume yang cukup rendah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini