Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menaparekraf) Sandiaga Uno meminta para wisatawan memprioritaskan keselamatannya selama berlibur di masa Natal 2022 dan tahun baru 2023.
Pasalnya, sejumlah destinasi wisata tengah dibayang-bayangi oleh potensi cuaca ekstrem.
"Utamakan keselamatan dan terus berkoordinasi dengan pihak aparat setempat dan pastikan bahwa kunjungan wisatanya aman, nyaman dan menyenangkan," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (26/12/2022).
Dia juga mengimbau para pemilik event acara di akhir tahun untuk melaksanakan event tetap mematuhi protokol keselamatan, keamanan, dan kesehatan.
"Agar bisa berjalan lancar dan bisa menggerakan ekonomi dan membuka peluang usaha serta lapangan kerja bagi banyak masyarakat," ujar Sandiaga.
Sementara itu, pergerakan masyarakat selama akhir tahun menuju awal tahum 2023 sejauh ini berjalan lancar dan mendongkrak jumlah pengunjung di beberapa destinasi wisata.
"Dan juga dari segi belanja di sentra-sentra ekomomi kreatif juga menunjukkan tren yang positif," kata Sandiaga
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut soal kemungkinan akan terjadi banjir, longsor, hingga banjir bandang di sekitar Gunung Semeru, Jawa Timur sebelum Natal dan Tahun Baru, yaitu periode 19 hingga 24 Desember 2022.
Menurutnya, wilayah-wilayah tersebut perlu diantisipasi potensi bencananya.
"Dan yang perlu dikhawatirkan adalah di wilayah Semeru, karena Jawa Timur di situ termasuk merah," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam rapat di Komisi V DPR, Selasa (13/12/2022).
Dwikorita mulanya mengungkapkan bahwa beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami hujan lebat, di antaranya Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Di sini kita lihat yang warna merah antara tanggal 19-24 Desember, artinya, hujan lebat," kata Dwikorita
Baca juga: Keluarkan Peringatan Potensi Cuaca Ekstrem di Periode Nataru, BMKG Imbau Pemangkasan Pohon Rapuh
Namun, khusus di sekitar Semeru, dia menyebut masih ada tumpukan material hasil runtuhan awan panas yang dapat tersapu hujan lebat.
Dia khawatir kondisi tersebut akan mengakibatkan aliran lahar di wilayah Gunung Semeru.
"Kami terus memonitor, mengantisipasi, berkoordinasi dengan badan geologi," tandas Dwikorita.