Sementara itu Ketua RT Jalan Arjuna, Kampung Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Saptadi, mengaku dirinya mendapat laporan dari warganya jika ada seseorang yang mencurigakan sebelum rumah jaksa FAN dibobol maling.
Menurut laporan warga kepada Saptadi, orang tersebut mengendarai sepeda motor dan sempat memotret sekitaran rumah FAN.
"Saya tidak tahu, saya cenderung sering pergi. Tapi informasi (dari warga) betul ada yang sering memotret itu (rumah FAN) orang pakai motor tahu-tahu datang. Bukan saya (melihat) hanya saya dari warga (informasinya). Siapa enggak jelas, dari mana enggak jelas," kata Saptadi, Senin (26/12/2022).
Saptadi mengatakan pada saat kejadian Sabtu (24/12/2022) lalu itu dirinya sedang tidur siang.
Ketika terbangun, ia mendapati banyak pesan singkat di WA grup yang menginformasikan rumah FAN baru saja kemalingan.
Saptadi bersama warga sekitar Jalan Arjuna kemudian bergegas ke rumah jaksa FAN.
Di sana sudah ada beberapa polisi yang melakukan olah TKP.
"Apa yang hilang? Saya nunggu di luar, ada Ketua RW, ada dari kepolisan. Yang masuk kan polisi, kami di luar. Warga pengurus kampung nggak boleh masuk, ada police line. Setelah dengar-dengar, sambil nunggu apa yang hilang ternyata cuma laptop," jelasnya.
"Intinya ada kemalingan tapi tidak menguras harta benda, tapi ada yang dituju cuma laptop," sambung Saptadi.
Saptadi mengetahui jika FAN adalah seorang jaksa di KPK. Sehingga dia menyimpulkan pencuri pada saat itu tidak mengarah pada harta benda, melainkan alat kerja.
Baca juga: Geledah Plaza Summarecon, KPK Temukan Bukti Suap Apartemen Eks Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti
"Jaksa dan di KPK itu yang kami ketahui. Beliau pasti menangani kasus tertentu yang mungkin kita nggak tahu," ujarnya.
Sepengetahuan Saptadi, di rumah FAN terdapat dua hingga tiga laptop.
"Untuk anak-anak ada, ibu mungkin ada. Tiga tapi yang diambil laptop Pak FAN yang di dalam ransel. Ada laptop di luar itu (justu) aman," terang dia.
Dari kesaksian Saptadi, kondisi rumah FAN pascakejadian pencurian itu berantakan.