News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Alasan Hari Natal Ortodoks Sesuai Kalender Julian, Dirayakan 7 Januari

Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para jamaah wanita bernyanyi selama misa pagi Natal di Gereja Ortodoks Syria Perawan Maria di kota mayoritas Kurdi Qamishli di provinsi Hasakeh timur laut Suriah pada 25 Desember 2022. (Photo by Delil SOULEIMAN / AFP) // Berikut alasan mengapa hari Natal Ortodoks menggunakan kalender Julian.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah alasan mengapa Hari Natal Ortodoks mengikuti kalender Julian.

Hari Natal Ortodoks diperingati pada tanggal 7 Januari setiap tahunnya.

Tahun ini, Hari Natal Ortodoks jatuh Sabtu (7/1/2023) hari ini.

Hari Natal Ortodoks merupakan perayaan kelahiran Yesus yang sesuai kalender Julian.

Sedangkan, Hari Natal yang diperingati setiap 25 Desember, merupakan penambahan elemen baru pada tahun kalender.

Hal itu dikonsepsi oleh Sextus Julius Africanus, sejarawan Kristen di tahun 221 Masehi.

Baca juga: 5 Fakta Mengenai Hari Natal Ortodoks, Hingga Kegiatan Pada Hari Itu

Natal 25 Desember tersebut ditetapkan menggunakan kalender Julian yang kemudian diperbaharui menjadi kalender Gregorian.

Dikutip dari Nationaltoday, hal tersebut memungkinkan dapat dikatakan bahwa hari Natal Ortodoks merupakan hari Natal yang asli.

Lantas, mengapa Hari Natal Ortodoks mengikuti kalender Julian?

Awalnya, banyak Gereja Ortodoks yang memutuskan untuk mengikuti kalender yang sudah berusia sekitar 2000 tahun, yang berbeda dengan kalender saat ini.

Sekitar 400 tahun yang lalu, terdapat kurang lebih 260 juta pengikut denominasi Kristeni tersebar ketiga bertahan hingga bulan Januari.

Hal itu sesuai kalender Julian, untuk merayakan tradisi Hari Natal Ortodoks.

Diketahui, kalender Julian sudah ada sebelum kalender Gregorian yang kita gunakan saat ini.

Pada tahun 325 Masehi, kelompok uskup Kristen bertemu untuk membahas dan memutuskan kapan lahirnya Yesus Kristus.

Dilansir laman Poskupang, uskup Kristen pun membutuhkan tanggal untuk Paskah dan hari libur dengan memilih mengikuti kalender Julian.

Saat itu masih dipimpin oleh pemimpin Romawi Julius Caesar pada tahun 46 sebelum Masehi.

Umat ??Kristen Ortodoks menyalakan lilin selama misa Natal di Katedral Alexander Nevski berkubah emas di Sofia pada 25 Desember 2022. (Photo by Nikolay DOYCHINOV / AFP) (AFP/NIKOLAY DOYCHINOV)

Baca juga: Sejarah Hari Natal Ortodoks, yang Diperingati Setiap 7 Januari

Namun, saat astronom Mesir menghitung tahun Julian, mereka melebih-lebihkan panjangnya hingga 11 menit.

Hal itu menyebabkan maju lebih cepat beberapa abad dan tanggalnya tidak sinkron.

Kemudian tahun 1582, Paus Gregorius XIII memutuskan bahwa hari raya Kristen terlalu banyak bergeser.

Hingga akhirnya, bertemulah dengan para astronom dan mengusulkan kalender baru, yakni kalender Gregorian.

Kalender Gregorian itupun menjadi pemecah masalah dan banyak Kristen di dunia yang mengadopsinya, kecuali umat Ortodoks.

Hingga, di kalender Gregorian terdapat tumpang tindih antara Paskah (Passover) dan Paskah (Easter).

Sebagai informasi, beberapa negara menjadikan Hari Natal Ortodoks ini sebagai hari libur nasional.

Beberapa negara tersebut adalah Mesir, Belarusia, Georgia, Ethiopia, Kazakhstan, Moldova, Makedonia, Montenegro, Serbia, Rusia, dan Ukrania.

Sedangkan, di negara Armenia merayakan hari Natal pada 6 Januari.

(Tribunnews.com/Pondra Puger)(Poskupang/Agustinus Sape)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini