Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengingatkan adanya gerakan islam garis keras di Afghanistan.
Hal itu membuatnya terenyuh lantaran gerakan tersebut membuat perempuan tak berdaya.
Cerita itu disampaikan Megawati saat membuka acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
"Saudara-saudarku sekalian, anak-anaku yang tercinta. Kebayang nggak sebuah negara yang saya sampai terenyuh banget. Yang namanya Afghanistan. Sekarang itu dimasuki yang menurut berita oleh islam garis keras," kata Megawati saat membuka acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) PDIP ke-50 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Baca juga: Cerita Megawati Minta Jokowi Jadi Capres dan Maruf Amin Cawapres pada Pilpres 2024 Lalu
Megawati menuturkan Afghanistan kini melarang perempuan untuk sekolah bahkan bekerja karena adanya gerakan islam garis keras.
Bahkan, para guru perempuan juga tidak boleh bekerja di ruang publik.
"Saya hanya melihat di TV, bayangkan itu namanya langsung, namanya anak perempuan tidak boleh sekolah. Namanya sekolah untuk perempuan ditutup. Perempuan guru gururnya ditiadakan. Mereka yang pergi keluar perempuan bekerja, NGO NGO itu diminta untuk supaya tidak boleh memperkerjakan mereka," ungkap Megawati.
Ia menuturkan bahwa perlakuan tersebut membuat dirinya menangis. Padahal, seharusnya perempuan dan laki-laki harus memiliki kesempatan yang sama untuk sekolah maupun bekerja.
"Nanti boleh saja ada yang membuli saya. Tapi ini bukan omongan saya. Saya lihat di TV asing dan itu diomongkan oleh banyak negara. Bagaimana perlakuan seperti itu saya nangis kebayang nggak ketika kalian maju berjuang masuk ke partai itu apakah bukan juga bagian menghidupi, memberikan nafkah anak ankmu yang terdiri dari laki dan perempuan. Apakah itu akan dipisahkan hanya laki-laki saja? perempuan akan diabaikan. Lupa kalian," jelas Megawati.
Lebih lanjut, Megawati menyatakan perlakuan seperti itu tidak boleh terjadi di Indonesia.
Hal itu disebutnya bertentangan dengan ajaran agama Islam yang berkaca dari kisah nabi Adam dan Siti Hawa.
"Masa lupa ini ada Pak Maruf kalau saya salah, kenapa nabi Adam itu yang sendiri diberikan namanya Siti Hawa ini kan pelajaran. Saya bukan ngomong sendiri. Itu kan supaya berpasang-pasangan. Lah kok sekarang di Indonesia yang telah dimerdekakan, telah diproklamasikan oleh Bung Karno yang telah mengatakan laki dan perempuan adalah setara," ungkapnya.
Secara hukum, kata Megawati, perempuan dan laki-lakinya juga seharusnya setara.
Yakni, seluruh warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum maupun pemerintahan.
"Di dalam hukum republik Indonesia. Bunyinya amanat loh, segala warga negara bersamaan kedudukannya di mata hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan. Itu dengan tidak ada kecualinya," pungkasnya.