TRIBUNNEWS.COM - Mantan kader PDI Perjuangan (PDIP), Effendi Simbolon, menyebut kasus yang menimpa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto sebagai petaka besar bagi partai.
Secara pribadi, Effendi mengaku prihatin dan sedih dengan apa yang terjadi di kubu partai banteng.
"Gimana ya, nggak ada tanggapan turut prihatin saja," kata Effendi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Rabu (8/1/2025).
"Ya itu kan dengan sendirinya, turut prihatin, ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," lanjutnya.
Effendi pun menilai kasus ini perlu pertanggung jawaban dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sebab, menurutnya kasus ini fatal, sehingga kepemimpinan harus mengundurkan diri.
"Karena ini kan fatal ini, harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri."
"Kan partai itu kan bukan milik perorangan partai, itu kan diatur oleh UU Parpol, jadi harus dipertanggungjawabkan kepada publiknya juga," jelas Effendi.
Menurutnya, hal itu sebagai bentuk pertanggungjawaban atas masalah hukum yang menimpa sekjennya dan berakibat pada citra buruk partai.
"Dia harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan."
"Ini hukum, ya harus seperti Perdana Menteri Kanada aja mengundurkan diri hanya menyatakan bahwa ingin masuk ke negara bagian 51 saja," terang Effendi.
Baca juga: Profil Effendi Simbolon, Mantan Kader PDIP yang Sarankan Megawati Mundur dari Jabatan Ketum
Singgung Jasa Jokowi ke Hasto
Lebih lanjut, Effendi membantah soal tudingan adanya ikut campur Presiden ke-7 RI Joko Widodo dalam kasus ini.
Ia justru pernah mengingatkan Hasto jika Jokowi melindunginya dari kejaran KPK selama ini.