Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat Desa Teinaman di Maluku panik dan takut bahkan mengungsi lantaran muncul pulau baru pasca gempa di Maluku M 7,5 pada Selasa dini hari lalu.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan peristiwa alam ini merupakan fenomena alam biasa atau dikenal dengan istilah kemunculan gunung lumpur yang populer disebut sebagai mud volcano.
Gunung lumpur (mud volcano) ini terkadang muncul di permukaan beberapa saat pasca terjadinya gempa kuat.
"Namun demikian umumnya pulau baru ini akan hilang dengan sendirinya," kata dia dikutip Jumat (13/1/2023).
Baca juga: Warga Setempat Enggan Mendekati Pulau Baru yang Muncul Usai Gempa M7,5 di Kepulauan Tanimbar
Ia mengatakan femomena itu terjadi secara fisis dimana ada tekanan di dalam lapisan kulit Bumi terakumulasi ketika cairan dan gas bawah tanah tidak dapat keluar akibat terjebak dalam lapisan sedimen.
Material lunak ini terperangkap yang kemudian dapat menjadi overpressure jika ditekan oleh gaya tektonik atau karena adanya masukan guncangan gempa kuat sebagai input motion.
"Gempa memberi tekanan pada lebih lapisan plastis di bawahnya; saat tekanan di lapisan yang lebih dalam mengendur, tekanan menyebar ke luar. Gunung lumpur "Pulau baru" akhirnya terbentuk ketika cairan dan gas dalam Bumi menemukan jalan keluar ke permukaan melalui rekahan batuan yang terbentuk akibat guncangan gempa kuat," jelas Daryono.
Selanjutnya material lunak ini secara perlahan bergerak ke atas rekahan, membawa material lumpur membentuk gunungan lumpur.
Fenomena kemunculan “pulau baru” pasca gempa semacam ini pernah terjadi beberapa kali sepert pasca terjadinya:
1. Gempa Ormara, Makran, M8,1 pada 28 November 1945
2. Gempa Niikappu, Jepang M8,6 pada 4 Maret 1952.
3. Gempa Gobi Altay, Mongolia M8,3 pada 4 Desember 1957
4. Gempa Kandewari, Pakistan M7,7 pada 26 Januari 2001
5. Gempa Andaman M9,2 pada 26 Desember 2004
6. Gempa Gwadar Pakistan M7,7 pada 24 September 2013