TRIBUNNEWS.COM - Berikut mengenai Hari Raya Siwaratri dan tata cara pelaksanaannya.
Hari Raya Siwaratri ini diperingati pada 20 Januari 2023, besok.
Hari Raya Siwaratri merupakan hari suci bagi umat Hindu.
Sebelumnya, umat Hindu juga merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan, serta Hari Raya Nyepi yang akan datang.
Lantas, apa itu Hari Raya Siwaratri?
Baca juga: 20 Januari Memperingati Apa? Ada Hari Siwaratri dan Hari Penerimaan Internasional
Hari Raya Siwaratri
Dikutip dari smandasingaraja.sch.id, Hari Raya Siwaratri ini diperingati setahun sekali berdasarkan kalender Saka yakni purwaning Tilem atau panglong ping 14 sasih Kepitu (bulan ke tujuh) sebelum bulan mati (tilem).
Dalam kalender Masehi, perayaan Hari Raya Siwaratri kali ini jatuh pada bulan Januari.
Siwaratri ini berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yakni Siwa yang artinya pengertiannya baik hati, suka memaafkan, memberi harapan, dan membahagiakan.
Sedangkan, kata Ratri yang memiliki arti malam yang dianggap sebagai malam kegelapan.
Jadi, Siwaratri ini dapat diartikan sebagai malam pelebur kegelapan dalam diri dan hari kita untuk menuju jalan yang lebih baik.
Selain itu, terdapat juga makna dari Siwaratri ini adalah malam perenungan dimana manusia mengevaluasi dan introspeksi diri atas perbuatan dosa-dosanya selama ini.
Sehingga pada malam itu, manusia dapat memohon kepada Sang Hyang Siwa yang juga sedang melakukan payogan agar bisa keluar dari perbuatan dosanya.
Dikutip dari Tribunbali, hakikat dari Siwaratri adalah yoga semadi, bukanlah hura-hura.
Mengingat hari suci ini adalah saat Dewa Siwa beryoga semadi, sehingga umatnya diharapkan melakukan hal yang sama.
Diketahui, pada malam Siwaratri, manusia umat Hindu melakukan pendekatan secara spiritual kepada Siwa untuk menyatukan atman dan paramatman.
Pada saat melakukan kegiatan penyucian dan perenungan diri untuk pemujaan kepada Sang Hyang Siwa, terdapat beberapa tingkatan kemampuan.
Tingkatan kemampuan penyucian
- Utama
Melakukan jagra (berjaga dan tidak tidur), Upawasa (tidak makan dan tidak minum), Monabrata (berdiam diri dan tidak berbicara)
- Madhya
Melakukan jagra (berjaga dan tidak tidur), Upawasa (tidak makan dan tidak minum).
- Nista
Hanya melakukan (berjaga dan tidak tidur).
(Tribunnews.com/Pondra Puger) (Tribunbali.com/AA Seri Kusniarti)