News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bedah Buku Integrasi Ilmu dan Islam: Pentingnya Pahami The Golden Triangle Iman, Ilmu, dan Alam

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof Dr Ir H AM Saefuddin, satu di antara penulis buku berjudul Integrasi Ilmu dan Islam di acara bedah buku tersebut, Jumat (20/1/2023).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini banyak ilmu-ilmu yang sudah terintegrasi nilai-nilai keislaman, contohnya seperti Manajemen Islam, Bimbingan Konseling Islam, Pemasaran Syariah, dan Psikologi Islam.

Hal itu disampaikan Prof Dr Ir H AM Saefuddin, satu di antara penulis buku berjudul "Integrasi Ilmu dan Islam" di acara bedah buku tersebut, Jumat (20/1/2023).

Acara Bedah Buku "Integrasi Ilmu dan Islam" karya AM Saefuddin dan Yuddy Ardhi itu diselenggarakan oleh Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) di ruangan CIMB Niaga gedung UAI dan via zoom meeting.

Prof AM Saefuddin juga membahas terkait Iman, Ilmu, dan Alam yaitu “The Golden Triangle”, dan salah satu ayat yang menjadi landasan adalah QS. Al-Insiqaq, ayat 19.

"Ilmu itu nyawanya islam, dan tiangnya iman, kalau umat tidak berilmu, berarti tidak bernyawa. Saat ini umat islam masih bernyawa, walaupun tidak sempurna, umat islam imannya masih sering goyah, karena ilmunya tidak sempurna,” kata dia.

Adapun penulis lain dari buku ini, Yuddy Ardhi mengatakan, untuk mengetahui ilmu, harus mengetahui sumber ilmunya, karena ilmu yang tidak dikonfirmasi dengan sumber ilmunya, akan terpengaruh dengan sekuler.

"Contohnya adalah pemikiran liberalisme. Ketika kita sudah menjadi islam, kita akan mengetahui pencipta, ajarannya. Al-Qur’an adalah sumber ilmu, dan menjadi landasan bagi ummat muslim di seluruh Indonesia. Misi dari buku ini adalah memaknai antara integrasi dan islam," kata Yuddy Ardhi.

Acara bedah buku ini dihadiri Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof Dr Ir Asep Saefuddin, Koordinatoriat Konsorsium Epistemologi Islam / Pengurus Harian BKS-PTIS, Prof Fathul Wahid ST MSc PhD,  Ketua AMKI, Prof Dr H. Hermawan Kresno Dipojono, dan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Dr Adian Husaini.

Acara dibuka sambutan Fathul Wahid yang menyampaikan tentang scientific ilmiah, salah satunya dengan bagaimana masyarakat muslim bisa berpikir ilmiah secara islam, yaitu dengan “MasyaAllah, SubhanAllah” ketika melihat suatu kejadian atau keindahan akan suatu hal.

Ketika pandemi covid melanda, kepercayaan masyarakat Indonesia, akan science dan scientist meningkat sebanyak 34 persen.

Acara dilanjutkan sambutan dari Hermawan Kresno Dipojono yang membahas terkait keilmuan yang berkembang saat ini harus menjaga kemuliaan kemanusiaan, kemanusiaan dan menjaga ciptaan sang pencipta.

Baca juga: Festival Tradisi Islam Nusantara Jadi Ajang Angkat Kearifan Budaya Nasional

Adapun Asep Saefuddin dalam pidatonya ia menyampaikan kekhawatirannya terkait fungsi utama perguruan tinggi belakangan ini.

“Melihat perkembangan zaman saat ini, kekhawatiran yang saya takutkan adalah perguruan tinggi tidak akan menjadi sumber ilmu dan sumber belajar lagi, oleh karenanya dibuatkanlah buku berjudul Intergrasi Ilmu dan Islam ini dengan tujuan untuk menjadi landasan dan wawasan bagi para masyarakat muslim di Indonesia,”  kata dia.

Adapun para narasumber (pembahas) yaitu Prof Dr Rd Mulyadhi Kartanegara, Prof Dr Nurhayati Djamas, MA MSi, dan Prof Dato Dr Mohammad Fauzan Noordin.

Diharapkan, acara bedah Buku "Integrasi Ilmu dan Islam" ini  semakin membuka pikiran masyarakat muslim Indonesia, akan pentingnya ilmu untuk menjalani kehidupan, dan Al-Qur’an menjadi landasan dan sekaligus sumber ilmu dari segala ilmu yang sudah ada saat ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini