TRIBUNNEWS.COM - Serial HBO, The Last of Us, menjadikan Indonesia sebagai tempat munculnya virus zombie pertama kali, hingga menjadi pandemi.
Virus zombie itu disebabkan oleh infeksi jamur Cordyceps.
Saat mencari tahu jamur Cordyceps di situs Google, maka akan muncul ikon jamur kecil.
Ketika ikon jamur di-klik, akan muncul jamur Cordyceps.
Jamur Cordyceps di layar Google itu akan semakin banyak jika Anda klik ikon jamur berulang kali.
Baca juga: Manajer Ungkap Christine Hakim Telah Merahasiakan Perannya dalam The Last of Us Sejak 2021
Ide cerita virus zombie dalam serial The Last of Us diambil dari jamur Cordyceps yang berasal dari Asia, termasuk Indonesia.
Serial ini diadaptasi dari game berjudul The Last of Us.
Direktor Kreatif game The Last of Us, Naughty Dog, mengatakan ide ini diambil dari jamur di dunia nyata untuk membuat ceritanya lebih menarik.
Untuk mempersiapkan The Last of Us, mereka menghabiskan waktu meneliti cordyceps dan parasit nyata lainnya setelah melihat tayangan BBC Planet Earth tentang jamur Cordyceps.
Baca juga: Respons Menkes Jakarta Jadi Sumber Pandemi Jamur di Serial The Last of Us
Jamur Cordyceps dipopulerkan pada tahun 2016 oleh acara YouTube, BBC Planet Earth, yang menangkap parasit Ophiocordyceps yang memparasit semut peluru.
Dalam dokumenter itu, seekor semut terinfeksi jamur Cordyceps dan tumbuh dalam tubuhnya, serta mengendalikan otaknya.
Kemudian, semut tersebut mati.
Semut adalah hewan yang mengambil spora (sejenis benih jamur) ketika mereka pergi mencari makan.
Pada awalnya, semut ini mungkin bertindak normal.
Namun, lama-kelamaan semut itu tidak lagi berpartisipasi bersama koloninya.
Kemudian semut ini menjadi hiperaktif dan tidak lagi memiliki ritme harian yang sama dengan semut lainnya hingga akhirnya mati.
Baca juga: Sinopsis Serial The Last of Us, Perjuangan Joel dan Ellie Lintasi Amerika Serikat, Tayang di HBO GO
Apakah Jamur Cordyceps dapat Menginfeksi Manusia?
Dalam serial The Last of Us, jamur Cordyceps menginfeksi manusia dan menumbuhkan benih jamur dari tubuhnya yang mati.
Kemudian, jamur tersebut mengubah mengendalikan otak manusia dan menjadi zombie.
Di dunia nyata, jamur Cordyceps dapat menginfeksi hewan.
Menurut National Geographic, jamur Cordyceps tidak dapat menginfeksi manusia dan kemungkinannya sangat kecil.
Fakta ini didukung oleh pernyataan Dr Mark Ramsdale, profesor mikrobiologi molekuler di MRC Center for Medical Mycology.
Dr Mark Ramsdale mengatakan Cordyceps tidak ada dalam daftar WHO soal jamur yang mengancam manusia.
"Ada sekitar 600 spesies," kata Dr Mark Ramsdale, seperti diberitakan Sky News.
"Mereka sebagian besar adalah patogen serangga. Inang seranggalah yang mereka manipulasi dan ubah perilakunya. Jadi dari perspektif itu, ada beberapa dasar di sana."
Jamur Cordyceps digunakan dalam perawatan dan terapi, terutama obat-obatan herbal China.
"Ada sejarah panjang hubungan antara manusia dan kelompok khusus ini," kata Dr Ramsdale.
"Tidak ada bukti mereka menyebabkan penyakit pada manusia. Namun, dalam hal hubungan serangga mereka, mereka memanipulasi inangnya - dan beberapa jamur telah mengembangkan kemampuan ini dari waktu ke waktu."
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait The Last of Us