Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengatasi permasalahan stunting di Indonesia, pemerintah beralih dari pemberian makanan tambahan (PMT) biskuit, menjadi pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal.
Oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi disebutkan jika program ini sudah berjalan mulai sejak 2022.
"Jadi kita sudah mulai tahun 2022 di 16 kabupaten/kota, karena kami mau lihat pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal bisa dilakukan tidak,” ungkapnya pada keterangan resmi, Minggu (29/1/2023).
Pemberian makanan tambahan dengan pangan lokal ini disajikan siap santap oleh Posyandu.
Dimasak oleh kader dengan menu khusus yang memenuhi kebutuhan gizinya baik protein maupun kebutuhan gizi yang lain.
Enam belas kabupaten/kota percontohan itu berada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten dan Sumatera Selatan.
Sisanya mulai tahun 2023 diperluas ke 389 kabupaten/kota.
Baca juga: Laksanakan Perintah Kapolri, Polda Jawa Timur Siap Turunkan Angka Stunting
Selain pemberian makanan tambahan dengan makanan lokal, hal yang paling penting adalah pemberian edukasi kepada ibu tentang cara pemberian makanan yang baik untuk anak.
Hal tersebut bertujuan untuk mengejar penurunan angka stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Lebih lanjut, dijelaskan ada dua kelompok umur yang penting untuk dilakukan intervensi cegah stunting.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK), Syarifah Liza Munira pada laman resmi dilansir Tribunnews, Minggu (29/1/2023).
Kelompok pertama saat kondisi sebelum kelahiran.
Kelompok kedua pada usia 6-11 bulan meningkat tajam 1,6 kali menjadi 22,4 perse di kelompok usia 12-23 bulan.
"Di titik pertama (sebelum kelahiran) penting untuk intervensi di masa kehamilan. Dan intervensi kedua saat bayi mendapatkan MP-ASI setelah masa ASI eksklusif" ungkap Liza, Minggu (29/1/2023).
Sejumlah faktor yang mempengaruhi adanya penurunan stunting antara lain inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif, pemberian protein hewani dan konseling gizi.