“Sebanyak 12 persen penerima berusia lebih dari 50 tahun, 19 persen adalah lulusan SMP,” kata Denni.
Dengan harapan, setelah menyelesaikan program, mereka dapat secara mandiri bekerja atau bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan yang baru.
Sementara itu, Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning, David Atchoarena memberikan apresiasinya kepada Program Kartu Prakerja.
David mengatakan, pemanfaatan perkembangan digital dalam pelaksanaan Kartu Prakerja dengan menyediakan pelatihan adalah hal yang baik dan inovatif terutama terkait pembelajaran dan pendidikan orang dewasa (adult learning and education).
“Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi ‘game changer’ terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling),” katanya.
Ia menambahkan, pengalaman Kartu Prakerja patut ditiru negara-negara lain.
Apa yang dilakukan Prakerja dinilai David sejalan dengan misi organisasi yang dipimpinnya yakni memberikan kesempatan pembelajaran seumur hidup.
“Tujuan pembelajaran sepanjang hayat, antara lain bertujuan untuk menekan ketidakadilan gender dan ketimpangan ekonomi,” ujarnya.
Baca juga: Daftar Prakerja 2023 Hanya di www.prakerja.go.id, Tidak Ada Pendaftaran Offline
Perubahan pada Program Kartu Prakerja tahun 2023
Direktur Kemitraan, Komunikasi dan Pengembangan Ekosistem Program Kartu Prakerja, Kurniasih Suditomo membeberkan sejumlah perubahan program di tahun 2023.
Akan dihadirkan program secara offline di tahun 2023 yang dimulai di 10 Ibukota provinsi.
Mulai dari Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, Pontianak, Makassar, Kupang, hingga Jayapura.
Oleh karenanya, Kurniasih mengajak lembaga pelatihan bergabung dalam ekosistem Program Kartu Prakerja.
"Kepada lembaga pelatihan berkualitas di Pontianak, Kupang, Makassar dan Jayapura, ayo lebih banyak lagi yang ikut seleksi,” katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (11/2/2023) kemarin.