News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kartu PraKerja

Dapat Pengakuan Internasional, Kartu Prakerja jadi Pembawa Perubahan, Bermanfaat bagi 16 Juta Orang

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara Bringing 16.4 Million People Closer to Full and Productive Employment and Decent Work Using Digital Technology yang berisi pemaparan Program Kartu Prakerja 10 Februari 2022 kemarin.

TRIBUNNEWS.COM - Tidak terasa Program Kartu Prakerja sudah berjalan selama kurang lebih selama 2 tahun.

Program ini diketahui pertama kali dirilis sebagai salah satu langkah dari pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia.

Selama berjalan, sudah ada belasan juta masyarakat yang mendapatkan bantuan dengan mengikuti Program Kartu Prakerja.

Terutama bagi mereka yang kehilangan pekerjaan karena Pemutusan Hubungan Kerja di massa pandemi melanda.

Atas keberhasilannya, Program Kartu Prakerja mendapatkan pengakuan dari Perserikatan Bangsa Bangsa dengan diundang ke acara pendukung Sidang ke-61 Commission for Social Development PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat yang berlangsung pada 10 Februari 2022 kemarin.

Acara bertajuk Bringing 16.4 Million People Closer to Full and Productive Employment and Decent Work Using Digital Technology ini, dihadiri oleh sejumlah pihak.

Baca juga: Direktur Lembaga Pendidikan UNESCO Puji Kartu Prakerja, Game Changer Pembelajaran Orang Dewasa

Mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari, hingga Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning David Atchoarena.

Dalam pembukaannya, Airlangga mengatakan, program Kartu Prakerja merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan pendidikan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan.

Total sudah ada lebih dari 16 juta orang di seluruh Indonesia yang menerima manfaat.

“51 persen dari mereka adalah perempuan dan 3 persen adalah penyandang disabilitas. Dari mereka yang menganggur, sepertiga dari mereka kini bekerja, baik sebagai pemilik usaha kecil maupun sebagai karyawan,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Sabtu (11/2/2023).

Airlangga melanjutkan penjelasannya, program ini lebih dari sekedar kebijakan, pendanaan atau teknologi.

Dibutuhkan perubahan radikal dalam institusi dan budaya, serta di pemerintahan, perusahaan dan individu.

“Program ini tidak hanya efektif dalam memberikan hasil yang baik, tetapi juga dengan biaya yang efisien,” imbuhnya.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Purbasari dalam kesempatan yang sama membeberkan kelebihan dari program ini.

Baca juga: Ketahui 7 Tahapan Proses Kartu Prakerja 2023, Mulai dari Daftar Akun di www.prakerja.go.id

Yakni ada pemberian beasiswa kepada angkatan kerja yang bisa secara bebas memilih pelatihan online yang tersedia di mitra e-marketplace yang relevan dengan pasar kerja saat ini tanpa diskriminasi.

“Sebanyak 12 persen penerima berusia lebih dari 50 tahun, 19 persen adalah lulusan SMP,” kata Denni.

Dengan harapan, setelah menyelesaikan program, mereka dapat secara mandiri bekerja atau bahkan bisa membuka lapangan pekerjaan yang baru.

Sementara itu, Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning, David Atchoarena memberikan apresiasinya kepada Program Kartu Prakerja.

David mengatakan, pemanfaatan perkembangan digital dalam pelaksanaan Kartu Prakerja dengan menyediakan pelatihan adalah hal yang baik dan inovatif terutama terkait pembelajaran dan pendidikan orang dewasa (adult learning and education).

“Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal. Teknologi menjadi ‘game changer’ terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling),” katanya.

Ia menambahkan, pengalaman Kartu Prakerja patut ditiru negara-negara lain.

Apa yang dilakukan Prakerja dinilai David sejalan dengan misi organisasi yang dipimpinnya yakni memberikan kesempatan pembelajaran seumur hidup.

“Tujuan pembelajaran sepanjang hayat, antara lain bertujuan untuk menekan ketidakadilan gender dan ketimpangan ekonomi,” ujarnya.

Baca juga: Daftar Prakerja 2023 Hanya di www.prakerja.go.id, Tidak Ada Pendaftaran Offline

Perubahan pada Program Kartu Prakerja tahun 2023

Direktur Kemitraan, Komunikasi dan Pengembangan Ekosistem Program Kartu Prakerja, Kurniasih Suditomo membeberkan sejumlah perubahan program di tahun 2023.

Akan dihadirkan program secara offline di tahun 2023 yang dimulai di 10 Ibukota provinsi.

Mulai dari Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, Pontianak, Makassar, Kupang, hingga Jayapura.

Oleh karenanya, Kurniasih mengajak lembaga pelatihan bergabung dalam ekosistem Program Kartu Prakerja.

"Kepada lembaga pelatihan berkualitas di Pontianak, Kupang, Makassar dan Jayapura, ayo lebih banyak lagi yang ikut seleksi,” katanya kepada Tribunnews.com, Jumat (11/2/2023) kemarin.

Sedangkan terkait bidang-bidang pelatihan yang diprioritaskan, yakni mencakup keterampilan yang paling dibutuhkan di masa kini dan mendatang.

Seperti bidang bisnis, perkantoran, manufaktur, ekonomi kreatif, teknik, pertanian, jasa perorangan, dan hospitality.

Baca juga: Syarat Daftar Kartu Prakerja Tahun 2023, Insentif dan Tahapannya

Berikut sejumlah perubahan pada Program Kartu Prakerja tahun 2023 selengkapnya:

1. Penambahan durasi pelatihan yang semula minimal 6 jam menjadi minimal 15 jam;

2. Moda pelatihan berlangsung secara online, offline, dan bauran (secara bertahap);

3. Program boleh diikuti oleh penerima bantuan dari kementerian/lembaga lainnya seperti Bantuan Sosial, Bantuan Subsidi Upah atau Bantuan Pelaku Usaha Mikro (BPUM). Ini berbeda dari sebelumnya di mana Program Kartu Prakerja tak dapat diberikan kepada para penerima bantuan tersebut;

4. Penyesuaian besaran bantuan peserta senilai Rp4.2 juta per individu dengan perincian:

a. Bantuan biaya pelatihan sebesar Rp3.5 juta;

b. Insentif pasca pelatihan Rp600.000 (enam ratus ribu) untuk mendukung biaya transportasi dan internet yang diberikan sebanyak 1 (satu) kali;

c. Insentif survei sebesar Rp100.000 (seratus ribu) untuk dua kali pengisian survei.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini