TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penanganan bencana merupakan salah satu tugas strategis Kementerian Sosial. Melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kemensos membangun kesiapsiagaan menghadapi bencana di tengah-tengah masyarakat.
Untuk memberikan pelayanan dan perlindungan sosial yang maksimal kepada penyintas di lokasi terdampak bencana, Kemensos terus berupaya meningkatkan kapasitas personel Tagana.
Melalui Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), bekerja sama dengan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi (Pusdiklatbangprof), Kemensos menggandeng sejumlah pihak terkait untuk memberikan pelatihan pembentukan Character Building Task-Force Tagana.
“Ibu Menteri Sosial Tri Rismaharini begitu memikirkan keselamatan dan kenyamanan para penyintas bencana di lokasi pengungsian. Untuk itu, beliau meminta Tagana dilatih sedemikian rupa, salah satunya ya ini, melalui pelatihan pembentukan Character Building Task-Force Tagana,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Robben Rico, baru-baru ini.
Task-Force atau Satuan Tugas (Satgas) merupakan sebuah unit atau formasi yang dibentuk untuk mengerjakan tugas tertentu. Hal ini sebagaimana arahan Mensos yang menginstruksikan Tagana mampu melakukan hal-hal teknis di lapangan atau di lokasi-lokasi bencana.
“Sebagai pilar utama dalam penanganan bencana, Kemensos menyiapkan Task-Force Tagana sebagai tenaga khusus di bidang kebencanaan, yang senantiasa siap menangani permasalahan, maupun memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak bencana,” ucap Robben.
Task-Force Tagana, dikatakan Robben, harus siaga, antisipasif, responsif dan adaptif diikuti dengan skill yang mumpuni dalam menghadapi bencana yang datang tak terduga.
“Pemahaman baru yang harus dimiliki oleh Task-Force Tagana adalah mampu menciptakan infrastruktur dan paham bagaimana membuat jalur evakuasi yang harus disiagakan. Wawasan luas tentang kebencanaan juga harus ditingkatkan agar bisa mengedukasi masyarakat luas,” kata dia.
Pelatihan pembentukan Task-Force Tagana yang dilaksanakan, lanjutnya, tidak hanya untuk meningkatkan kemampuan personel Tagana, namun juga dapat memberikan peluang jenjang dengan tingkat kemampuan yang berbeda.
“Kami berharap, Tagana memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan agar penanganan bencana di Indonesia jauh lebih baik,” katanya.
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan salah satu mitra Kemensos dalam meningkatkan profesionalitas Tagana. Asisten Teritorial (Aster) Kopassus Letkol. Inf. Irfan Amir menyambut baik dan mengapreasiasi pelatihan pembentukan Task-Force Tagana sebagai upaya menciptakan Tagana yang berkarakter disiplin dan bertanggungjawab, serta memiliki jiwa kemanusiaan dan berwawasan kebangsaan.
“Melalui pelatihan ini, peserta akan diberikan pelatihan dan pemahaman pembentukan karakter disiplin, serta tanggung jawab. Diharapkan, ke depannya, akan terbentuk karakter positif yang dapat melatih ketahanan mental Tagana, bahkan ketika harus menghadapi situsi tersulit apapun saat bencana,” ujar Irfan Amir di Cijantung, Jakarta Timur.
Pelatihan pembentukan Task-Force Tagana, yang diikuti oleh 30 peserta ini, dilaksanakan selama empat belas hari, sejak Rabu (8/2) dan rampung hari ini (21/2/2023).
Tiga hari pertama, pelatihan diberikan oleh pasukan elite yang dipusatkan di Markas Kopassus di Cijantung, Jakarta Timur. Sementara, hari keempat dan selanjutnya dilakukan di Tagana Center di Sentul dan di Sentra Terpadu “Inten Soeweno” di Cibinong.