Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar hilangnya dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta bernama Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) masih ramai diberitakan.
Berdasarkan latar belakang pendidikan, keahlian, dan aktifitasnya terkini muncul rumor yang berkembang bahwa Rafie adalah seorang intelijen.
Namun demikian, pakar intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai Rafie bukan orang yang sedang menjalankan misi intelijen.
Hal tersebut, kata dia, didasarkan pada perilaku Rafie yang menimbulkan perhatian banyak orang.
"Dari perilaku yang menimbulkan perhatian banyak orang itu menunjukkan bukan orang yang sedang menjalankan misi intelijen," kata Riyanta ketika dihubungi Tribunnews.com pada Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Dosen UII Disebut Sengaja Mengubah Rute ke Boston, Apa Tujuannya ke Amerika Serikat?
Menurutnya, apa yang dilakukan Riyanta bukanlah sebuah misi intelijen.
Hal tersebut, kata dia, karena kegiatan intelijen terencana dengan rapi dan tidak menimbulkan kecurigaan.
"Misalnya dia melakukan kegiatan intelijen harusnya justru tidak membuat pihak lain bertanya-tanya atau mencari dia, yang akhirnya menjadi pusat perhatian yang berlawanan dengan prinsip intelijen," kata Riyanta.
Tidak Hilang
Sebelumnya, Polri menyebut Ahmad tidak hilang melainkan mengubah rute penerbangan yang semual dari Turki ke Indonesia, menjadi Turki ke Amerika Serika.
Kadiv Hubungan Internasional Polri, Irjen Krishna Murti, mengungkapkan dari hasil koordinasinya dengan berbagai pihak, ternyata Ahmad telah memesan tiket ke Amerika.
"Ada bukti elektronik yang bersangkutan memesan pesawat Istanbul-Boston sebelum berangkat dari Jakarta, baru ditemukan, setelah katanya hilang," kata Khrisna di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/2/2023).
Krishna mengatakan ketika Ahmad melakukan check ini dari Istanbul menuju Amerika Serikat, semua komunikasi telah dia matikan.