Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Program Kartu Prakerja kembali dibuka oleh Kementerian Koordinator Perekonomian.
Tahun ini pemerintah mengalokasikan Kartu Prakerja untuk 595.000 calon penerima manfaat.
Legislator Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto mengapresiasi program ini. Meski ada beberapa hal yang perlu diperbaiki.
“Kehadiran Program Kartu Prakerja adalah sangat baik untuk mendukung keterampilan (skill) pekerja sehingga angkatan kerja dan pekerja Indonesia bisa meningkatkan produktivitasnya,” kata Edy.
Keterampilan yang diajarkan melalui program Kartu Prakerja bisa dimanfaatkan penerima manfaat untuk membuka lapangan kerja baru maupun membuka peluang untuk dilirik industri/perusahaan. Harapannya, angka pengangguran bisa dikurangi.
Menurut Edy, pemerintah harus betul-betul jeli memetakan keterampilan seperti apa yang diajarkan dalam program Kartu Prakerja.
Salah satu yang dilihat adalah kondisi angkatan kerja di Indonesia saat ini yang didominasi oleh lulusan SMP ke bawah.
“Dengan jumlah mayoritas angkatan kerja kita adalah lulusan SMP mencapai 52 persen, pelatihan vokasional menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan keterampilan,” ujarnya.
Baca juga: Siap-siap, Kartu Prakerja Gelombang 48 Ditutup Malam Ini! Segera Daftar di prakerja.go.id
Politikus PDI Perjuangan ini juga memberikan saran untuk mendukung kemudahan akses.
Pertama terkait pelatihan yang berkualitas.
Untuk mendapatkan pelatihan yang berkualitas, pemerintah seharusnya mau menaikan anggaran pelatihan.
Sejak awal diluncurkan, satu orang hanya mendapatkan anggaran Rp 1 juta dengan bantuan tunai Rp 2,4 juta per orang dan biaya evaluasi Rp 150 ribu.
Sedangkan, pada saat program Kartu Prakerja akan dirilis di tahun 2019, skema biayanya adalah Rp 3,5 juta untuk pelatihan, Rp 500 ribu untuk bantuan tunai, dan Rp 150 ribu untuk evaluasi.