TRIBUNNEWS.COM - Kata hedonisme akhir-akhir ini banyak dicari oleh warganet.
Hal itu berhubungan dengan menggaungnya kabar pejabat yang memiliki gaya hidup mewah atau hedonisme yang dipamerkan di sosial media.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hedonisme memiliki arti pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidupnya.
Kata hedonisme berasal dari bahasa Yunani yakni 'hedone' yang artinya kesenangan.
Hedonisme bisa dijabarkan sebagai pandangan hidup seseorang atau merupakan ideologi yang kemudian diwujudkan dalam bentuk gaya hidup dan memiliki tujuan utama untuk menikmati serta merasakan kebahagiaan pribadi ketika menjalani hidup.
Baca juga: Di Sidang Kabinet Presiden Singgung Masalah Hedonisme di Ditjen Pajak dan Bea Cukai
Dikutip dari Gramedia, hedonisme ini mengacu pada paham kesenangan terhadap kenikmatan yang dapat diraih melalui senang-senang dan menghindari hal yang menyakitkan di dunia ini.
Selain itu, gaya hidup hedonisme ini dapat berakhir dengan posiif maupun negatif tergantung pada penganutnya.
Gaya hedonisme ini tidak datang dari inisiatifnya, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari seseorang maupun lingkungannya.
Hedonisme ini memiliki bahasa gaul 'hedon' yang mana memiliki konotasi negatif bagi orang yang menganutnya.
Dalam bahasa gaul, hedon ini ditujukan pada seseorang yang suka membuang-buang uang untuk hal yang tidak penting.
Adapun ciri-ciri seseorang yang hedonisme, seperti yang dilansir laman BFI Finance.
Ciri-ciri gaya hidup hedonisme
- Konsumtif
- Pilih-pilih teman
- Tujuan utamanya adalah kebahagiaan
- Ingin segala sesuatu terlihat mewah atau mahal
- Melihat orang lain berdasarkan harta kekayaannya
- Tidak pernah puas apa yang ia punya
Penganut hedonisme ini akan mendapat dampak negatif pada pribadinya dan lingkungannya .
Dampak gaya hidup hedonisme
- Seseorang tersebut menjadi individualisme
- Akan menjadi pribadi yang egois dalam hal apapun
- Memiliki sifat pemalas
- Suka menghambur-hamburkan uang atau boros
- Tidak bertanggungjawab pada dirinya sendiri
- Seseorang dapat melakukan korupsi, tak hanya mengenai uang, namun juga mengkorupsi waktu, pekerjaan, dan lainnya.
- Seseorang yang hedonisme ini tidak jauh dengan makan yang berlebihan, minum alkohol, dan menghabiskan waktu untuk aktivitas tidak sehat, hal ini dapat menurunkan kualitas kesehatan.
Baca juga: Jokowi Pesan ke Pejabat Birokrasi: Jangan Pamer Harta di Instagram atau Medsos Apapun
Presiden Jokowi Singgung Hedonisme saat Sidang Paripurna
Gaya hidup hedonisme atau hedon ini juga disinggung oleh Presiden Joko Widodo saat sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada hari ini, Kamis (2/3/2023).
Dalam sidang tersebut presiden meminta Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, untuk menjelaskan rencana kerja pemerintah hingga 2024 secara detail.
Presiden Jokowi juga memberi pesan bahwa jangan ada program kerja yang tidak terselesaikan di tahun 2024.
“Yang paling penting satu aja untuk urusan ini jangan sampai ada pembangunan atau program yang tidak terselesaikan di 2024 agar semuanya menuju 2024 itu bisa kita selesaikan,” kata Jokowi, (2/3/2023), dikutip dari Tribunnews.com.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti masalah hedonisme di Ditjen Pajak dan Bea Cukai yang sedang banyak diberitakan ini.
Jokowi mengaku mengikuti kekecewaan pada masyarakat terhadap aparat pemerintah.
“Dari komentar-komentar yang saya baca baik di lapangan maupun di kementerian, di media sosial karena peristiwa di pajak dan di bea cukai,” lanjut Jokowi.
“Kalau seperti itu ya kalau menurut saya pantas rakyat kecewa, karena pelayanannya dianggap tidak baik kemudian aparatnya perilakunya jumawa dan pamer kuasa kemudian pamer kekuatan, pamer kekayaan hedonis,” tambahnya.
Diketahui, mantan pejabat Ditjen Pajak, Rafael Alun Trisambodo, yang memiliki harta kekayaan mencapai Rp 56 miliar dan mantan Kepala Kantor Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, yang disorot publik karena pamer kekayaan di media sosial.
Menurut Jokowi, kekayaan tersebut dinilai tak masuk akal.
(Tribunnews.com/Pondra Puger, Taufik Ismail)