TRIBUNNEWS.COM - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendesak pemerintah untuk menolak kehadiran Timnas Israel berlaga di Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023.
Hal ini disampaikan melalui akun Twitter resmi Fraksi PKS di DPR, @FPKSDPRRI pada Senin (6/3/2023).
Pada cuitannya, PKS mengungkapkan jika pemerintah menolak kehadiran Timnas Israel, maka sikap tersebut sama dengan yang dilakukan oleh Presiden pertama RI, Soekarno saat gelaran Asian Games tahun 1962.
"Saat Asian Games tahun 1962, Presiden Soekarno menolak kehadiran kontingen Israel. Soekarno beralasan Israel telah menjajah Palestina."
"Selayaknya, sikap yang sama ditunjukkan Pemerintah Indonesia pada gelaran Piala Dunia U-20 di tahun ini," tulisnya.
Selain itu, ada juga unggahan video yang menampilkan kutipan pernyataan dari anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta.
Baca juga: Uzbekistan vs Timnas U20 Indonesia: Instruksi Shin Tae-yong, Garuda Unjuk Gigi di Laga Hidup Mati
Pada video berdurasi 36 detik itu, Sukamta meminta agar pemerintah menolak kehadiran Timnas Israel agar pilihan Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina dinilai konsisten.
"Pemerintah jangan ragu dalam bersikap. Selama ini Indonesia konsisten dalam perjuangkan kemerdekaan Palestina, dari penjajahan Israel," kata Sukamta.
Selain itu, lanjutnya, penolakan hadirnya Timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20 juga bentuk kekonsistenan pemerintah untuk menjalankan UUD 1945.
"Indonesia dihadapkan dengan pilihan yang sulit sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Namun pemerintah semestinya konsisten berpegang kepada amanat Pembukaan UUD 1945, yang menolak segala bentuk penjajahan," jelas Sukamta.
Diketahui, Soekarno memang dikenal mati-matian dalam membela kemerdekaan Palestina dari Israel.
Selain menolak kehadiran Israel di Asian Games 1962 Jakarta, Soekarno juga menolak mengucapkan selamat kemerdekaan dari negara yang beribukota di Yerusalem tersebut.
Dikutip dari Tribunnewswiki, Menteri Luar Negeri Israel saat itu, Moshe Sharett mengirimkan pesan kemerdekaan lewat telegram yang berisi terkait pengakuan penuh Israel atas Indonesia pada 1949.
Pesan itu pun ditanggapi oleh Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta.