Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta terus berupaya memberikan penanganan terbaik bagi korban dan pengungsi peristiwa kebakaranDepo Pertamina Plumpang, Rawa Badak Selatan, Jakarta Utara.
Termasuk memastikan kondisi korban dan pengungsi mendapatkan kebutuhan dasarnya, seperti makanan dan pakaian melalui bantuan yang diberikan.
“Bantuan yang disalurkan ini terdiri dari makanan, pakaian, dan obat-obatan. Bantuan ini akan terus diupayakan untuk disalurkan secara optimal dan kontinyu. Hal ini adalah upaya kami untuk memastikan kondisi korban dan pengungsi dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji dalam keterangannya, Rabu (8/3/2023).
Sementara itu, menurut data BPBD DKI hingga pukul 18.00 WIB, termasuk tambahan posko pengungsian yang dekat lokasi rumah penduduk, tercatat jumlah pengungsi saat ini sebanyak 218 jiwa.
Rinciannya Kantor PMI Jakarta Utara terdapat pengurangan sebanyak 44 jiwa, sehingga menjadi 113 jiwa. RPTRA Rasella terdapat penambahan sebanyak 6 jiwa, sehingga menjadi 25 jiwa dan Posko Pengungsian RW.09 Kelurahan Rawa Badak Selatan berjumlah 80 jiwa.
Baca juga: Sosok Nicke Widyawati, Dirut Pertamina yang Disorot Pasca Insiden Plumpang: Gerak Cepat Bantu Korban
Adapun, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, hingga pukul 18.00 WIB, korban meninggal berjumlah 19 jiwa. Sedangkan untuk korban dirawat sebanyak 32 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di 6 rumah sakit.
"Pemprov DKI Jakarta terus bersinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan kebakaran ini, karena melindung warga dan memastikan keselamatan warga adalah hal yang paling utama," kata Adji.
24 Korban Luka Dirawat di RSPP
Saat ini masih ada 24 pasien korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang yang masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan.
Direktur RSPP dr Theryoto mengungkapkan semua pasien mengalami luka bakar kategori berat.
Baca juga: Polisi Sebut Ada Jenazah Laki-laki Korban Kebakaran Depo Plumpang yang Belum Dilaporkan Keluarga
"Bisa dibilang semua pasien luka berat semuanya. Itu diantara 50 persen sampai 95 persen," kata dr Theryoto kepada awak media di RSPP, Senin (6/3/2023).
Ia mengungkap 24 pasien yang dirawat pihaknya terdiri dari 15 laki-laki dan 8 perempuan.
Baca juga: Nasib Tragis Bocah 4 Tahun Tewas dalam Kebakaran Depo Plumpang, Jatuh dari Motor, Lalu Tersambar Api
Bila digolongkan dalam kategori umur, ada tiga korban berusia balita, tiga remaja, dan sisanya 18 dewasa.
Dikatakan Theryoto dari 24 korban kebakaran yang dirawat pihaknya, 15 pasien saat ini harus menggunakan alat bantu dan sembilan sisanya tidak.
"Kondisi saat ini pasien yang perlu menggunakan alat bantu ada 15 pasien dan sekitar 9 yang tidak butuh alat bantu," jelasnya.
Kondisi 3 Balita Kritis
Theryoto pun mengungkapkan bahwa kondisi balita yang dirawat di RSPP masih kritis.
Theryoto berharap 3 balita yang tengah dirawat tersebut daya tahan tubuhnya bagus sehingga bisa melewati masa kritis.
"Kondisi luka bakar tiga balita ini memang sangat serius. Sampai hari ini kita sudah berikan maksimal nantinya kita harapkan seperti apa atau perkembangan penyakitnya mudah-mudahan daya tahan tubuhnya kuat sehingga bisa melewati masa kritis ini," kata dr Theryoto.
Theryoto penanganan yang dilakukan dari pihak RSPP kepada 24 korban terbakarnya Depo Plumpang Pertamina di Jakarta Utara meliputi tiga hal.
"Untuk pengobatan yang diberikan kami melakukan penanganan lukanya agar tidak terinfeksi. Kedua kalau ada jaringan-jaringan yang mati segera kita melakukan tindakan operasi untuk membersihkan jaringan-jaringan," sambungnya.
Lalu dikatakan dr Theryoto pihaknya telah melakukan pemantauan kepada pasiennya baik makanan maupun cairannya yang masuk ataupun yang keluar.
"Kalau seandainya ada masalah-masalah perubahan dari carian tubuh bisa segera diketahui. Lalu obat-obatan antibiotik sesuai dengan pemeriksaan leb kami berikan semuanya," tegasnya.
Kemudian dikatakan kondisi pasien masih sama seperti hari sebelumnya.
Adapun untuk penanganan korban disebut telah melakukan operasi pembersihan luka bakarnya.
"Kondisi pasien hari sama seperti kemarin dan kita juga melakukan satu operasi pembersihan luka bakarnya. Dan lain-lain telah kita jalankan semuanya kita harapkan bisa diberikan satu kekuatan dan ketahanan tubuh yang baik untuk penyembuhan luka bakar tersebut," jelasnya.
Ia pun tidak bisa memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan pasien.
Dikatakan dr Theryoto pihaknya melakukan yang terbaik untuk penyembuhan korban.
"Kalau lama waktu kami belum bisa memperkirakan. Tapi kami berusaha semaksimal mungkin mudah-mudahan hari demi hari mengalami perkembangan karena perkembangan penyakit dan pengobatan serta daya tahan tubuh akan berpengaruh terhadap penyembuhan," jelasnya.
"Untuk pasien pasien yang alami trauma di daerah saluran nafas, kami akan lebih memperhatikan umumnya memerlukan alat bantu, biasanya pasiennya kita tidurkan supaya penyembuhannya lebih cepat," lanjut dia.
Sebelumnya menurut data BPBD DKI Senin (6/3/2023) hingga pukul 06.00 WIB, tercatat jumlah pengungsi korban terbakarnya Depo Plumpang Pertamina sebanyak 214 jiwa.
Rinciannya di Kantor PMI Jakarta Utara sebanyak 186 jiwa dan RPTRA Rasella berkurang 12 jiwa, sehingga menjadi 28 jiwa.
Kemudian berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, hingga pukul 06.00 WIB, korban meninggal berjumlah 18 jiwa.
Selanjutnya 37 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di rumah sakit. Rinciannya di RSCM 1 jiwa, RSPP 24 jiwa, RS Pelabuhan 3 jiwa, RSUD Tugu 1 jiwa, RSUD Koja 1 jiwa, RS Yarsi 2 jiwa, RS Firdaus 1 jiwa, RS Pertamina Jaya 2 jiwa dan RS Pekerja 2 jiwa.
Sekadar informasi, kebakaran hebat melanda permukiman di sekitar Depo Pertamina Pulumpang, Jumat (3/3/2023) malam.
Hingga kini penyebab pasti kebakaran masih dilakukan investigasi.