"Jadi apa yang kami lakukan ini bagian dari demokratisasi pemilu apa yang dimaksud dengan demokratisasi pemilu kami ingin memastikan pemilu tetap terbuka transparan," ujarnya.
Lanjut Furqon bahkan sejak awal pembentukan partai pihaknya selalu mengusung calon-calon legislator jauh-jauh hari agar rakyat bisa mengakses siapa saja yang menjadi wakilnya di parlemen nantinya.
Dijelaskannya, oleh sebab itu pada intinya politik ada keterbukaan ruang bagi rakyat agar bisa mengakses dan bisa berpartisipasi dalam agenda politik kebangsaan.
Baca juga: Di Sidang MK, Yusril Ihza Mahendra: Sistem Proporsional Terbuka Bertentangan dengan UUD 1945
"Semakin ruang itu dibuka maka semakin demokratis, tetapi semakin ruang itu dibatasi maka demokrasi semakin terancam hak-hak rakyat," pungkasnya.
Berpotensi Munculkan Boneka Elite
Wacana sistem Pemilu proporsional tertutup dianggap memberi karpet merah untuk segelintir elite partai politik dalam mencalonkan legislator tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat.
Ketua DPP PSI Furqon Amini mengatakan, bahwa sistem proporsional tertutup juga berpotensi memunculkan boneka-boneka elite parpol untuk melancarkan kepentingan sepihak.
"Boneka-boneka yang tentunya akan menjadi ruang yang malah menguntungkan elite politik," kata Furqon kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Rabu (8/3/2023).
Lanjut Furqon, pihaknya yang secara tegas menolak sistem tersebut, menyebut bahwa dengan adanya proporsional tertutup itu nantinya akan menutup hak koreksi rakyat terhadap para legislator tersebut.
"Dimana mereka bisa menentukan calon-calon legislator secara sepihak dan rakyat kemudian tidak punya ruang untuk mengoreksi," jelasnya.
Furqon menuturkan, hal ini tentu berbeda jika Pemilu tetap dilangsungkan menggunakan sistem proporsional terbuka.
Pasalnya dengan sistem proporsional terbuka, rakyat dapat terlibat aktif mengakses calonnya dan juga mengoreksi siapapun calonnya.
"Akan tetapi kalau tertutup rakyat pada akhirnya rakyat dibatasi. Karena itu hari ini kami ingin menegaskan Partai Solidaritas Indonesia menolak sistem proporsional tertutup," pungkanya.
Lakukan Aksi Teatrikal