TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebulan berlalu namun pembebasan pilot pesawat Susi Air Philip Mark Mehrtens yang ditahan kelompok teroris kriminal bersenjata (KKB) Papua belum juga membuahkan hasil.
KKB Papua mengklaim telah menyandera Philip Mark Mehrtens sejak peristiwa pembakaran pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Paro yang dilakukan kelompok kriminal bersenjata (KKB), Selasa (7/2/2023) lalu.
Harapan pembebasan pilot Susi Air kini tertuju kepada TNI dan Polri.
Lalu bagaimana hasilnya sejauh ini?
Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan proses pencarian Philip Mark Marthen dan operasi penegakan hukum tim gabungan TNI-Polri terhadap KKB masih terus berjalan.
Baca juga: 30 Hari Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KKB, Satgas Damai Cartenz: Area Pencarian Diperluas
Yudo menjelaskan penyebab lamanya proses pencarian.
Hal ini karena tim gabungan TNI-Polri mengedepankan kehati-hatian dan meminimalisir korban dari masyarakat.
Menurut Panglima TNI, pihaknya bisa saja menggelar pasukan dalam operasi pembebasan sandera tapi hal ini tidak dilakukan sebab akan berdampak kepada warga sipil.
"Mereka ini bersama-sama dengan penduduk jadi bukan di tempat seperti penyalamatan sandera di suatu pesawat enggak. Ini dibawa pindah-pindah dan bersama dengan masyarakat. Sehingga kita tidak mau masyarakat menjadi korban hanya gara-gara ini," ujar Yudo di Mabes TNI, Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Yudo menambahkan selain pertimbangan warga sipil dan berpindah-pindah lokasi, faktor cuaca dan medan juga menjadi kendala lain dalam pencarian dan penyelamatan pilot Susi Air.
Meski begitu, operasi penegakan hukum dan penyelamatan oleh tim gabungan TNI dan Polri tetap berjalan.
Karena itu, Yudo meminta semua pihak untuk bersabar dengan proses pencarian yang tengah dilakukan aparat gabungan.
"Harus sabar menyelesaikan ini tidak langsung des (selesai), kalau operasi militer iya, tapi ini bukan operasi militer, ingat bukan operasi militer," ujar Yudo.
"Saya punya prajurit berkemampuan khusus mempunyai alutsista yang bisa menyelesaikan itu kalau harus menyelesaikan, tapi ini bukan, ingat ini adalah operasi penegakan hukum sehingga harus mengedepankan hukum," pungkasnya.'