TRIBUNNEWS.COM - Inilah sejarah Hari Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI.
PARFI diperingati setiap tanggal 10 Maret tiap tahunnya.
Tahun ini, peringatan hari PARFI jatuh pada hari ini, Jumat (10/3/2023).
PARFI merupakan sebuah organisasi yang didalamnya terdapat berbagai profesi di dunia perfilman Indonesia.
Seperti halnya aktor, aktris, sutradara, penata fotografi, penyunting gambar, artistik film, dan seniman film lainnya.
Perlu diketahui, berdirinya PARFI ini dimulai sebelum kemerdekaan Indonesia di tahun 1940.
Baca juga: Tika Bravani Ketakutan Saat Pertama Kali Syuting Film Horor, Sampai Kebelet Pipis
Sejarah Hari Persatuan Artis Film Indonesia atau PARFI
Dikutip dari lamanFakultas Teknik Universitas Wiralodra, berdirinya PARFI ini bermula pada tahun 1940, saat itu para artis membentuk organisasi profesi yang bernama Sarikat Artis Indonesia (SARI).
Organisasi tersebut, terdiri dari para artis hiburan tanah air seperti pemain film, sandiwara, sutradara, penyanyi, pelukis, hingga penari.
Berselang 11 tahun, tepatnya tahun 1952 lahirlah organisasi yang bernama Persatuan Artis Film dan Sandiwara Indonesia (PERSAFI), yang merupakan lanjutan dari SARI.
Organisasi Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) didirikan melalui Kongres I embrio di Manggarai tahun 1953.
Setelah itu, diadakan kembali Kongres II yang dihadiri para pemain dan pekerja film serta diresmikannya PARFI oleh Ibu Negara saat itu, Fatmawati Soekarno pada 10 Maret 1956.
Dikutip dari situs Pemerintahan Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, PARFI didirikan di Gedung SBKA Manggarai, Jakarta dengan sekretariat di Jalan Kramat V Jakarta Pusat.
Kala itu, Ketua Umum yang pertama PARFI adalah Suryo Sumanto.
Adapun lahirnya PARFI ini melalui semangat dan memiliki tujan untuk menyumbangkan dharma bakti guna mewujudukan cita-cita memajukan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Selain itu, berdirinya PARFI tidak lepas dari ketiga tokoh ini, Usmar Ismail, Suryo Sumanto, dan Djamaludin Malik.
Usmar Ismail menyumbang ilmu, Djamaludin Malik mengurusi perihal bisnis, dan Suryo Sumanto yang juga seorang jurnalis sekaligus sastrawan, masing-masing memberikan kemajuan untuk artis dan perfilman Indonesia.
(Triubunnews.com/Pondra Puger)