News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sosok Farwiza Farhan, Aktivis Lingkungan Indonesia yang Masuk Majalah TIME 100 Next 2022

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Farwiza Farhan aktivis lingkungan Indonesia yang masuk dalam Majalah TIME 100 Next 2022 edisi Oktober. Ia mendirikan LSM HAKA untuk melindungi ekosistem Leuser.

TRIBUNNEWS.COM - Aktivis lingkungan Indonesia, Farwiza Farhan masuk dalam Majalah TIME 100 Next 2022 edisi Oktober.

Majalah TIME 100 Next 2022 menampilkan 100 tokoh paling berpengaruh di dunia selama setahun, termasuk Farwiza Farhan.

Selain menjadi aktivis lingkungan, Farwiza Farhan mendirikan Yayasan HAKA dan berjuang untuk menyelamatkan Ekosistem Leuser Sumatera.

Farwiza Farhan lahir pada 1 Mei 1986 di Banda Aceh, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Ia tumbuh bersama dengan kecintaannya pada lingkungan alam yang mendorongnya bekerja di sektor pelestarian alam.

Dia pertama kali mempelajari Biologi Kelautan dan kemudian meraih gelar MSc dalam Manajemen Lingkungan, dikutip dari Future for Nature.

Baca juga: Harimau Sumatera Bernama Bestie Dilepasliar di Taman Nasional Gunung Leuser

Di akhir studinya, pada tahun 2011, Farwiza Farhan mulai bekerja di sebuah instansi pemerintah yang mengelola ekosistem Leuser di Sumatera.

Tekadnya yang tak kenal takut untuk melindungi kawasan ini dari eksploitasi yang tidak diatur membuatnya memulai LSM HAKA pada 2012.

LSM ini membawa perjuangannya untuk alam ke ruang sidang.

Pada 2014, Farwiza Farhan memulai gelar PhD dalam Antropologi Budaya dan Studi Pembangunan.

Farwiza percaya pada kekuatan masyarakat lokal sebagai pembela ekosistem mereka.

Farwiza Farhan aktivis lingkungan Indonesia yang berjuang melestarikan Ekosistem Leuser (wiiiiza)

Baca juga: Menteri LHK Soal Kawasan Ekonomi Leuser: Tidak Perlu Diperdebatkan Dapat Dimanfaatkan atau Tidak

Peran Farwiza Farhan di Ekosistem Leuser

Ekosistem Leuser memiliki luas lebih dari 26.000 km².

Tempat ini adalah tempat terakhir bagi orangutan Sumatera, harimau, gajah, dan badak yang terancam punah.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini