Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Bidang Perempuan dan Anak Badan Pengurus Nasional Generasi Emas Indonesia (BPN-GESID), Emilia Nurhayati mengatakan kesetaraan gender menjadi hal mutlak yang harus mendapat atensi dari semua pihak.
Sehingga praktik diskriminasi terhadap keberadaan perempuan tidak lagi terjadi.
Baca juga: Peringati Hari Perempuan Internasional, Kesetaraan Gender Harus Terus Diwujudkan
"Kesetaraan gender merupakan salah satu hak asasi kita sebagai manusia," kata Emilia melalui keterangan tertulis, Kamis (16/3/2023).
Hal tersebut diungkapkan Emilia dalam acara Zero Discrimination Day & International Women’s Day yang diselenggarakan di Gedung Nusantara V MPR, Jakarta Pusat.
Menurutnya, hak untuk hidup secara terhormat, bebas dari rasa ketakutan dan bebas menentukan pilihan hidup tidak hanya diperuntukan bagi para laki-laki tapi juga perempuan.
Salah satu langkah strategis untuk mewujudkan pembangunan nasional, kata Emilia, adalah dengan menghapus proses diskriminasi terhadap setiap warga negara, terutama terhadap perempuan.
"Eksistensi perempuan juga harus dilihat sebagai satu entitas penting yang dapat berkontribusi banyak terhadap pembangunan ekonomi secara nasional," tuturnya.
Baca juga: Peneliti IKI: Kesetaraan Warga Negara Adalah Hal yang Dijamin Konstitusi
Bahkan, menurutnya, kalau stigmatisasi ini bisa dihentikan, maka upaya untuk menurunkan angka penyakit AIDS secara global di tahun 2030 bisa tercapai.
Selain itu, menurut Emilia, saat ini perempuan sedang berjuang keras untuk menjadi penggerak ekonomi mikro lewat program UMKM agar tingkat kesejahteraan masyarakat bisa terwujud.
"Saya melihat potensi itu besar sekali, jadi perlu ada afirmatif action dari pemerintah kepada perempuan dalam hal pengembangan UMKM, terutama yang berada di pedesaan," pungkas Emilia.
Sebelumnya, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menuturkan tantangan penghapusan diskriminasi dan penghormatan terhadap hak perempuan bukan hanya dihadapi negara berkembang.
Melainkan juga menjadi permasalahan di negara-negara maju.
"Di Jerman, hasil studi DeZIM Institute mengungkapkan 65 persen dari 5.000 orang yang disurvei meyakini, bahwa masih ada masalah diskriminasi rasial yang terjadi di Jerman," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI memperingati Zero Discrimination Day dan International Women’s Day, di Gedung Nusantara V MPR RI, Jakarta, Rabu (15/3/23).