Pihaknya bekerjasama dengan PT KAI untuk memperluas akses masuk di pelabuhan Merak. Sehingga, akses Kereta Api terelevasi dengan lahan jalur masuknya ASPD.
"Akses di dalam pelabuhan sudah lebih luas, kita juga mendemolis kantor cabang ASDP di Merak untuk memperluas lahan parkir dengan beberapa titik yang ada di pelabuhan," tegasnya.
Sementara itu, untuk kesiapan di luar pelabuhan lanjut Yusuf, pemerintah sudah memperluas akses masuk di pelabuhan dan mempersiapkan rest area.
"Nantinya akan menjadi delaying sistem bagi pengguna jasa. Termasuk km 97 yang disiapkan oleh pemerintah," ucapnya.
Pembelian tiket mudik
Untuk arus mudik Lebaran ini, pembelian tiket kapal ferry ASDP sudah berlaku sejak H-60 sebelum Hari Raya Idul Fitri.
"Sekarang dengan sistem kita, syaratnya satu yaitu orang harus punya tiket jauh hari. Jadi pembelian tiket pelabuhan dibeli selambat-lambatnya H-1. Gabisa hari ini mau pergi, hari ini juga beli tiket," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi.
Dia juga menegaskan, pembelian tiket hanya berlaku pada aplikasi yaitu Ferizy. Sehingga masyarakat tidak bisa membeli tiket langsung di pelabuhan.
"Kita minta betul-betul tidak ada penjualan tiket di pelabuhan. Orang harus tahu. Itu menjadi tidak fair sama orang-orang yang sudah punya tiket kemudian terhambat oleh orang yang nyoba saja," ucap dia.
Di sisi lain, Direktur Komersial dan Pelayanan ASDP, M Yusuf Hadi menambahkan, masyarakat yang hendak melakukan mudik menggunakan jalur laut wajib memiliki tiket sehari sebelumnya.
Pasalnya, harga tiket dipastikan bakal jauh lebih mahal jika dipesan pada saat tanggal keberangkatan.
"Jangan hari H. Kalo hari H berarti akan dikenakan tiket tarifnya lebih mahal dan spekulasinya bisa jadi kuotanya sudah habis. Selain itu, juga tarif di hari H lebih mahal dari hari sebelumnya. Kalopun itu ada," paparnya.
Ira Puspadewi menyampaikan, peranan calo tiket masih marak terjadi di lingkungan pelabuhan apalagi ditengah situasi menjelang hari-hari besar, seperti Idul Fitri.
"Di Merak-Bakauheni itu ada 700 orang yang bergerak dalam informal economy, 700 orang. Saya yakin teman-teman memahami mereka dari engkong-engkongnya sudah ada dari dulu, bahkan mungkin lebih lama dari pelabuhan," ujar Ira pada diskusi Forwahub, Rabu (15/3/2023).