TRIBUNNEWS.COM - Inilah fakta menarik mengenai perayaan Hari Raya Nyepi di Bali.
Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi dirayakan setiap Tahun Baru Saka dan menjadi momen penting untuk melakukan pengendalian diri.
Tahun Baru Saka sendiri memiliki makna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, kebersamaan, toleransi, kedamaian, hingga kerukunan.
Diketahui, perayaan hari raya Nyepi jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023.
Hal tersebut, tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2023.
Dikutip dari laman Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, terdapat beberapa fakta unik mengenai Hari Raya Nyepi di Bali.
Baca juga: Tradisi Menyambut Hari Raya Nyepi Umat Hindu, Mulai dari Bersihkan Benda hingga Pengendalian Diri
Fakta Nyepi di Bali
- Hemat satu juta liter bahan bakar
Saat merayakan Hari Raya Nyepi, umat Hindu di Bali tidak diperbolehkan untuk bepergian apalagi menggunakan kendaraan dalam waktu 24 jam.
Hal itu diperkirakan akan menghemat satu juta liter bahan bakar.
- Menginspirasi World Silent Day
Perayaan hari raya Nyepi di Bali ini menginspirasi peringatan World Silent Day.
World Silent Day merupakan aksi berdiam diri saat perayaan Hari Raya Nyepi, dan membuat PBB mencanangkan World Silent Day setiap tanggal 21 Maret.
- Mengurangi global warming
Hari Raya Nyepi ini juga berdampak positif bagi lingkungan karena Bali menjadi tempat yang tepat bagi wisatawan untuk melakukan refleksi diri.
Hal itu diperkirakan menghemat listrik sebanyak 60 persen dibandingkan hari biasa.
Arti Nyepi secara metafisis dan esoteris
Nyepi merupakan peristiwa metafisika yang dimaknai sebagai menuju alam sunyaka atau alam kesunyian tanpa batas.
Nyepi juga mengajarkan umat Hindu tentang melepaskan diri dari ikatan lobha, kama, kroda, yang mengikat kencang indera manusia.
Adapun hal duaniawi akan terdapat tahapan lelah, lesu, lemah, hingga putus asa
"Dalam kesunyian kita bebas mengeksplorasi diri, dengan wujud terdalam dari wujud diri sejati," kata Guru Mangku Hipno (GMH), (1/3/2023), dikutip dari Tribun Bali.
GMH menambahkan, filosofi Nyepi ini akan disambut keheningan di Bali, dan sudah dirumuskan keheningan secara ilmiah terdapat empat penyepian yang bernama Catur Brata Penyepian.
Catur Brata Penyepian jika dilihat secara supranatural mengartikan bahwa memasuki dunia heneng, hening, hawas, dan heling.
"Heneng artinya biarlah segala sesuatu yang selama ini berputar terlalu cepat diperlambat oleh semesta,"
"Hening artinya biarlah kebisingan hati dan pikiran,"
Baca juga: Daftar Hari Libur Maret 2023, Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1945 pada 22 Maret
"Hawas artinya saat Nyepi, kita mempunyai kesempatan memasuki dunia bawah sadar atau Jagra Supta (tidur dalam kesadaran),"
"Heling artinya ketika kita memasuki masa hening, atau di kala sunia, maka akan bertumbuh kesadaran baru dalam diri kita sebagai manusia," imbuh GMH, Ahli Pengobatan Jiwa dan Metafisika.
GMH juga menjelaskan cara melakukan Catur Brata Penyepian ini dengan merileksasikan pikiran, perasaan, tubuh, hingga menghentikan segala kegiatan yang berhubungan dengan gerakan.
Tak hanya gerak tubuh, ada juga gerak pikiran, hingga gerak hati.
Saat itulah alam semesta sedang berputar waktu Sunyaka, diamana rem semesta dipasang.
"Maka seluruh gerak terasa melambat, saat inilah waktu terbaik melakukan selfhypnosis (menghipnosis diri sendiri). Yaitu menghipnosis diri dengan melakukan Tarkayana atau perenungan dalam yang tertuju pada tiga hal," tambah Ahli Pengobatan Psikosomatin Anxiety ini.
Diketahui, makna Nyepi secara metafisis adalah bagian dari proses evolusi kontemplatif bertumbuhnya tingkat kesadaran spiritual seseorang, menuju kualitas spiritual yang lebih baik,
Kemudian, setelah melakukan Catur Brata Penyepian, manusia akan memiliki kesempatan berubah dalam hal wirama, wirasa, dan wiraga.
"Tiga perubahan tersebut akan membawa dampak positif dalam kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam keseharian kita," imbuh GMH.
Sedangkan, secara Esoteris, Nyepi ini merupakan ruang dan waktu untuk bercengkrama dengan batin masing-masing.
"Mendengarkan suara hati yang selama ini kita abaikan, merasakan kedamaian rohani lebih lekat. Menyepi adalah tapa brata kesunyian di mana yang ada ialah diri dan ‘diri sejati’. Dalam keheningan kita disarankan untuk lebih dekat dengan beliau," sebut ahli Teohipnoterapi ini.
Hal itu akan menciptakan hiburan palign sejati dalam diri manusia, yakni nyanyian hati yang dapat mengistirahatkan seluruh indera manusia dari hiburan duniawi.
(Tribunnews.com/Pondra Puger) (TribunBali.com/AA Seri Kusniarti)