Tradisi ini biasanya dilaksanakan H-1 sebelum perayaan Nyepi.
Tawur Kesanga identik dengan pawai festival ogoh-ogoh.
Bagi masyarakat Hindu, ogoh-ogoh merupakan representasi dari sifat buruk dan jahat manusia.
Di akhir perayaan ogoh-ogoh akan dibakar sebagai simbol pembersihan sifat jahat manusia yang dilenyapkan dalam ritual Nyepi.
Baca juga: Fungsi Ogoh-ogoh dalam Perayaan Hari Raya Nyepi, Representasi Bhuta Kala yang Dibakar setelah Pawai
3. Nyepi Sipeng
Nyepi Sipeng dilaksanakan selama sehari penuh (24 jam), dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian, yakni:
a. Amati geni, yaitu tidak menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.
b. Amati karya, yaitu tidak melakukan kegiatan fisik/kerja dan yang terpenting adalah melakukan aktivitas rohani untuk penyucian diri.
c. Amati lelungan, yaitu tidak berpergian, akan tetapi senantiasa introspeksi diri/mawas diri dengan memusatkan pikiran Astiti Bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi/Ista Dewata.
d. Amati lelanguan, yaitu tidak mengadakan hiburan/rekreasi yang bertujuan untuk bersenang-senang, melainkan tekun melatih bathin untuk mencapai prokduktivitas rohani yang tinggi.
4. Upacara Ngembak Geni
Khidmatnya perayaan Nyepi dilanjutkan dengan Ngembak Geni.
Biasanya pada ritual ini masyarakat akan saling berkunjung ke sanak saudara atau melakukan dharma shanti.
Penutup rangkaian nyepi ini menjadi pertanda untuk memulai lembaran baru dengan hati yang bersih.
Para pemuda juga akan melakukan omed-omedan usai tradisi Ngembak Geni.
Festival saling mencium ini dilakukan untuk mempererat keakraban antar umat Hindu.
(Tribunnews.com/Latifah)