TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah seharusnya menjadi yang terdepan dalam menjaga marwah bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Oleh karena itu, pemerintah sudah semestinya secara tegas menolak timnas sepakbola Israel tampil di bumi Indonesia.
Hal itu disampaikan Anggota DPR/MPR RI dari Fraksi PKS, Amin Ak dalam keterangan yang diterima, Rabu (22/3/2023).
“Sejak awal berdirinya negara ini, Indonesia mendeklarasikan ke masyarakat internasional bahwa Indonesia merupakan negara yang anti terhadap penjajahan. Karena itu, menerima kedatangan timnas Israel yang notabene merupakan negara penjajah adalah bentuk pencideraan terhadap marwah dan komitmen kebangsaan dan kemanusiaan Indonesia,” katanya.
Indonesia merupakan satu di antara banyak negara yang tak mengakui kedaulatan Israel sejak negara itu berdiri.
Alasannya, secara kewilayahan, tanah yang diduduki Israel merupakan tanah milik bangsa Palestina.
Israel mulai menduduki tanah dan menjajah bangsa Palestina sejak 1929 hingga kemudian mereka mendeklarasikan berdirinya negara Israel di tanah Palestina pada tahun 1948.
Indonesia sebagai negara yang mengecam penjajahan di atas dunia, tak mengakui kedaulatan Israel.
Membela Palestina dari penjajahan Israel adalah komitmen dan pelaksanaan dari amanat pembukaan UUD Negara Republik Indonesia 1945. Bapak-Bapak Bangsa yang terhimpun dalam Panitia 9, mewakili seluruh komponen bangsa, pada 22 Juni 1945 bersepakat untuk menghadirkan Piagam Jakarta yang menjadi bagian dari Pembukaan UUD NRI 1945.
"Ini merupakan norma fundamental berbangsa. Selain alinea pertama pembukaan UUD NRI 1945 menyatakan bahwa 'kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan', alinea keempat juga mengamanatkan implementasi nyata dari prinsip tersebut," ujar Amin.
Wakil Rakyat dari Dapil Jatim IV (Kabupaten Lumajang dan Jember) itu meminta pemerintah konsisten menolak penjajahan dengan tidak menerima Timnas Israel bermain di Indonesia dan menolak hubungan diplomatik dengan Israel.
“Ini bukan mencampuradukan olahraga dan politik. Namun inilah sikap tegas bangsa menolak pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan yang terus dipertontonkan Israel. Jangan karena dibungkus kegiatan olahraga, maka lantas kemudian kita mengabaikan konstitusi dan dasar negara ini,” ucapnya.
Lebih lanjut Amin mengungkapkan, ada tiga alasan mengapa Indonesia harus menolak kedatangan Timnas Israel bermain di Indonesia.
Pertama, selama dalam pembukaan konstitusi Indonesia masih tertera kalimat “penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”, maka sebelum Palestina merdeka tidak mungkin bagi Indonesia menjalin hubungan dengan Israel, meskipun dibungkus dengan kegiatan sepakbola.
Baca juga: Jika Tetap Datang ke Indonesia, Persaudaraan Alumni 212 Bakal Cegat Timnas Israel di Bandara
Kedua, masyarakat Indonesia masih bersimpati dan memiliki solidaritas tinggi terhadap Palestina yang ditindas Israel karena alasan nilai-nilai kemanusiaan. Maka membiarkan Timnas Israel bermain di Indonesia menyakiti perasaan dan solidaritas kemanusiaan masyarakat Indonesia.
Ketiga, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum Palestina merdeka. Artinya tidak mungkin warga Israel mendapatkan visa masuk ke Indonesia, sehingga kedatangan Timnas Israel ke Indonesia adalah ilegal secara hukum.
Belum lagi jika berbicara tentang keadilan, di mana konstitusi Indonesia menjunjung tinggi keadilan dan menolak penjajahan, sudah semestinya semua pejabat di Indonesia satu sikap menolak penjajahan Israel dengan berbagai konsekuensinya.
Jika FIFA memboikot dan memberi sanksi terhadap Timnas dan klub sepakbola Rusia dengan alasan menyerang Ukraina, maka sikap yang sama harus ditunjukkan pada Israel.
“Sesuai dengan Pancasila, khususnya sila kedua, sudah seharusnya Indonesia juga meminta FIFA untuk tidak mengijinkan Timnas Israel bertanding di berbagai kejuaraan yang diselenggarakan FIFA,” pungkasnya.