Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Israel, Bezalel Smotrich, menuai kecaman karena menyebut tidak ada sejarah atau budaya Palestina.
Indonesia mengecam keras sikap Menteri Keuangan Israel, demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) merespon pernyataan Smotrich.
Selain mengingkari eksistensi bangsa Palestina, Smotrich juga mengeluarkan pernyataan yang tidak menghormati eksistensi serta kedaulatan wilayah Yordania.
"Indonesia mengecam keras sikap Menteri Keuangan Israel yang mengingkari eksistensi bangsa Palestina dan tidak menghormati eksistensi serta kedaulatan wilayah Yordania," ungkap Kemlu RI lewat akun Twitter resminya, Rabu (22/3/2023).
Mengutip Reuters, Smotrich juga memicu kemarahan Yordania karena berbicara di atas podium yang dihiasi variasi bendera Israel yang menunjukkan negara Israel dengan perbatasan yang diperluas mencakup Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Yordania.
"Apakah ada sejarah atau budaya Palestina? Tidak ada," ucap Smotrich dalam cuplikan tayangan pidato yang disampaikan dalam sebuah konferensi di Perancis pada Minggu (19/3/2023) waktu setempat.
Baca juga: PDI Perjuangan Jawa Timur Tolak Israel Berlaga di Piala Dunia U20 di Wilayah Jatim
Video itu beredar secara luas di media sosial.
Smotrich juga mengatakan tidak ada yang namanya rakyat Palestina.
"Indonesia terus konsisten mendukung perjuangan bangsa Palestina dan menghormati kedaulatan wilayah Yordania," Kemlu RI lebih lanjut menegaskan posisi Indonesia.
Kecaman terhadap Bezalel Smotrich juga datang dari Amerika Serikat (AS).
Baca juga: PKS Dukung Sikap PDIP Tolak Timnas Israel Bertanding di Indonesia, Minta Pemerintah Ikuti Penolakan
AS menyebut pernyataan tersebut "berbahaya."
Sementara itu, China mengecam penyangkalan Smotrich tentang keberadaan rakyat Palestina pada Rabu, menyebutnya tidak bertanggung jawab.
Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin seperti dikutip dari Anadolu mengatakan, "Tindakan seperti itu dapat meningkatkan ketegangan Palestina-Israel."
Pernyataan Smotrich datang pada hari yang sama ketika para pejabat Israel dan Palestina bertemu di Sharm El Sheikh, Mesir, untuk mencoba meredakan ketegangan menjelang Ramadhan dan Paskah.
Smotrich diketahui memimpin partai nasionalis-religius dalam koalisi pemerintahan beraliran sayap kanan-radikal yang dipimpin Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.