TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting masih menjadi permasalahan serius yang berpotensi mengancam masa depan anak-anak Indonesia. Menurut laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) dari Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting anak nasional mencapai 21,6 persen pada 2022, turun dari 24,4% pada 2021. Namun, angka ini masih melebihi toleransi maksimal stunting yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu kurang dari 20%.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Tribun Network bersama BKKBN akan berkolaborasi dalam program ‘bebas stunting’. Salah satunya dengan mengadakan Talkshow dengan tajuk Kick-off Semesta Mencegah Stunting #CukupDuaTelur. Kegiatan gelar wicara ini diselenggarakan pada Selasa, 21 Maret 2023 lalu dan disiarkan secara live streaming pada akun Youtube Tribunnews.
Acara yang turut didukung oleh PT United Tractors Tbk (UT) ini menghadirkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman selaku Bapak Asuh Anak Stunting, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, Anggota DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti, Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, dan Rionardi Wong dari Rotary International.
United Tractors berkomitmen menciptakan kebermanfaatan sosial yang nyata di tengah-tengah masyarakat melalui pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan dan Tanggap Darurat Bencana. Sejalan dengan program #CukupDuaTelur, United Tractors memperkuat peran Posyandu sebagai garda terdepan edukasi kesehatan dan program menurunkan prevalensi stunting melalui peningkatan kapasitas Kader Posyandu untuk menjadi kader pembina Posyandu yang lebih terampil, edukatif dan inspiratif. Melalui program ini UT berharap dapat membantu meningkatkan kapasitas kader Posyandu binaan dan kualitas pelayanan pemeriksaan Posyandu sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak Indonesia, khususnya mendukung pemerintah dalam menurunkan prevalensi stunting
Kampanye #CukupDuaTelur
Agenda nasional “Generasi Emas Indonesia 2045” yang dicanangkan Presiden Jokowi harus melalui jalan terjal, salah satunya angka prevalensi stunting yang masih tinggi di beberapa daerah di Indonesia. Kondisi tersebut harus segera dientaskan karena akan menghambat terwujudnya generasi emas Indonesia tahun 2045.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional(BKKBN), Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) menyarankan agar mengkonsumsi protein hewani seperti ikan, telur dan daging untuk mencegah stunting pada balita.
Hal ini sejalan dengan kampanye #CukupDuaTelur yang digaungkan program 'Semesta Mencegah Stunting' yang sedang dijalankan BKKBN bekerjasama dengan Tribun Network untuk mengentaskan masalah stunting.
Telur dipilih menjadi sumber protein hewani yang paling mudah dibeli dan didapat karena harganya cukup terjangkau. kampanye #CukupDuaTelur nanti akan disosialisasikan di seluruh daerah di Indonesia khususnya di wilayah yang dianggap angka stuntingnya masih tinggi.
"Pentingnya protein hewani dalam menu sehari-hari bisa dikenalkan kepada keluarga, anak dan pasangan yang akan melakukan pernikahan, juga kepada stakeholder sebagai penyambung informasi ke masyarakat," ujarnya.
Selain mudah didapat dan harga terjangkau, telur juga mengandung protein, kolin, selenium, yodium, fosfor, besi, seng serta vitamin A,B dan D serta K. Karenanya telur bisa memenuhi sebagian kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan.
Pernyataan Hasto juga turut diamini Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDIP Krisdayanti. Mantan penyanyi nasional tersebut menambahkan bahwa persoalan stunting sejatinya bukan hanya pekerjaan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Menurutnya, Komisi IX mendorong melalui sosialisasi, komunikasi, dan edukasi agar prevalensi stunting dapat terus ditekan.
“Kalau saya turun ke dapil Malang Raya bukan nyanyi untuk mereka tetapi melakukan sosialisasi bahwa 1.000 hari pertama dan 270 hari di dalam kandungan penting,” ucap Krisdayanti dalam kick off Semesta Mencegah Sunting #CukupDuaTelur di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (21/3/2023).
“Kami bergerak bersama bahwa mengonsumsi dua telur cukup dibandingkan mie instan atau cilok karena sekarang juga lagi tren makanan cepat saji,” tambahnya.
Krisdayanti berpendapat sebagai komisi yang membidangi masalah kesehatan menjadi keharusan membangun kesadaran para orang tua agar memberikan asupan gizi baik untuk anak.
Mencegah stunting adalah pekerjaan mulia
CEO Tribun Network Dahlan Dahi menceritakan betapa mulianya pekerjaan mengurus permasalahan stunting.
Dahlan menyadari pentingnya penanggulangan stunting saat Tribun Banten berkolaborasi dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
"Saya belajar saat kami menggelar acara bersama BKKBN kemudian saya paham bahwa ini luar biasa. Ini pekerjaan yang sungguh-sungguh mulia," ujarnya.
Sejak itu, Tribun Network ingin terlibat langsung untuk menekan prevalensi stunting yang mencapai 40 juta orang.
"Kita tidak seperti tentara yang dibekali senjata tetapi kita punya wartawan di 320 kota dan mereka punya teman, temannya tentara, temannya BKKBN, temannya pengusaha, temannya tokoh agama, dan bagaimana kalau stunting ini kita gerakkan," tutur Dahlan yang juga Chief Digital Officer (CDO) Kompas Gramedia.
Sementara Waaster Kasad Bidang Tahwil Komsos Dan Bhakti TNI, Yudianto Putrajaya mengatakan bahwa TNI terus mendukung program penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia.
Bahkan katanya KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurrahman mengatakan kalau bisa prevalensi angka stunting turun hingga 10 persen.
"BKKBN beragam TNI masih MoU masih membackup masih melaksanakan upaya penurunan angka prevalensi stunting. BKKBN menargetkan turun hingga 14 persen tapi bapak KSAD menyampaikan kalau bisa 10 persen," ujarnya.
Brigjen Putrajaya juga menyebut untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama dan gotong royong.
“Jajaran TNI AD sudah melakukan upaya menurunkan angka prevalensi stunting di 15 Pangdam dan 47 Korem serta 342 Kodim dan 3667 Koramil seluruh Indonesia” pungkasnya
Putrajaya menambahkan bahwa kepedulian untuk mencegah stunting juga harus sama-sama dilakukan karena ini adalah tanggung jawab sesama anak bangsa tidak bisa berdiri masing-masing.
"Petunjuk Bapak KSAD TNI khususnya TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan rakyat di sekelilingnya, penanganan stunting ini adalah hal yang khusus dilakukan supaya generasi emas di Indonesia nanti baik," tutupnya.
Dalam program Semesta Mencegah Stunting juga ada gerakan kakak asuh. Nantinya para kakak asuh di berbagai daerah di Indonesia bisa menyumbangkan sebagian dananya untuk pembelian telur untuk kebutuhan selama enam bulan terutama nutrisi untuk anak-anak.
Para kakak asuh ini bisa menyumbangkan dana senilai Rp 120 ribu tiap bulan atau kurang lebih Rp 1 juta untuk enam bulan yang akan dikonversi menjadi telur.