News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Bunuh Diri

Ayah Briptu RF Ternyata Mantan Penyidik Polri, Sebut Kematian sang Anak Ada Kejanggalan

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosok ajudan Kapolda Gorontalo Briptu RF yang diduga bunuh diri. Sang ayah yang juga mantan penyidik Polri menilai adanya kecurigaan. (ISTIMEWA // Via Wartakotalive.com)

TRIBUNNEWS.COM - Muslih, ayah Staf Pribadi Pimpinan (Spripim) Kapolda Gorontalo, Briptu RF, sangat terpukul dengan kematian sang anak.

Di mana Briptu RF ditemukan di sebuah mobil dinas Polri yang terparkir di pinggir jalan Desa Ombulo, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, pada Sabtu (25/3/2023).

Mobil dinas bernomor 1214-XXIX tersebut ditemukan dalam kondisi mesin hidup dan terkunci dari dalam, dan terparkir sejak Jumat (24/03/2023) sore.

Mayat Briptu RF ditemukan dalam kondisi luka tembak di dada sebelah kiri dan senjata api di dekat handle rem tangan.

Keluarga Briptu RF menilai kematian korban terdapat kejanggalan.

Baca juga: Kapolda Gorontalo Berjanji Ungkap Kasus Kematian Briptu RF

Kejanggalan tersebut juga termasuk hasil penilaian sang ayah, Muslih.

Muslih sendiri rupanya merupakan mantan polisi yang bertugas sebagai penyidik Polri.

Kejanggalan ini, disebut Muslih termasuk korban tidak memperlihatkan tanda-tanda mencurigakan.

"Saya sendiri mantan penyidik (polisi)," katanya melansir TribunJateng.com.

Muslih sendiri sebenarnya dapat menerima kematian Briptu RF apabila itu memang bunuh diri.

Hanya saja perlu pembuktian fakta-fakta yang dapat diterima menurut akal sehat.

"Ibaratnya kalau ada hujan pasti ada mendung. Lha, ini nggak ada mendung kok tiba-tiba hujan. Itu yang kami pertanyakan sampai saat ini," jelasnya.

Dirinya pun meminta Kapolda Gorontalo, Irjen Helmy Santika untuk tetap melakukan penyelidikan agar jelas motifnya.

Mobil dinas Polri tempat jasad Briptu RF ditemukan, Sabtu (26/3/2023) (kiri). Jenazah Briptu RF saat akan disalatkan di Masjid RS Bhayangkara Polda Gorontalo, Minggu (27/3/2023) (kanan). (via TribunManado.com/TribunGorontalo.com Agung Panto)

Muslih mengatakan tak pernah sekalipun menanamkan keputusasaan kepada sang anak.

"Saya juga tidak pernah mendidik anak seperti itu. Kalau ada permasalahan juga tidak pernah sampai yang seperti ini. Cuma nggak tahu kalau di luar," kata Muslih.

Baca juga: Kapolda Gorontalo Berjanji Ungkap Kasus Kematian Briptu RF

Muslih juga mengungkap tidak pernah mendengar adanya keluhan ataupun persoalan dari Briptu RF.

"Kalau ada apa-apa juga ngomong sampai ada seperti ini kan saya heran," katanya.

Di sisi lain, dirinya mengungkap Briptu RF memang pendiam namun dekat dengan keluarga, dan memiliki sikap yang baik.

Briptu RF terakhir berkomunikasi dengan ibunya melalui video call.

"Kabar terakhir nggak ada masalah apa-apa, terakhir kontak sebelum puasa."

"Video call dengan ibunya," ujar Muslih.

Dilaporkan pemakaman Briptu RF dilakukan pada Senin (27/3/2023), di pemakaman dekat kediaman orangtuanya.

Motif Briptu RF Nekat Akhiri Hidup karena Masalah Asmara

Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Gorontalo, Kombes Nur Santikno, memastikan motif bunuh diri karena akibat persoalan asmara.

Pun motif tersebut akan didalami, termasuk memeriksa teman wanita korban.

"Saat ini indikasi bahwa ini terkait dengan motif asmara yang terpendam," ujar Kombes Nur Santikno, dilansir YouTube Kompas TV, Senin (27/3/2023).

Hal tersebut diketahui berdasarkan keterangan saksi-saksi.

Kombes Nur Santikno mengatakan beberapa waktu terakhir, Briptu RF kerap mengirim hal-hal yang berbau tentang kematian.

Keluarga Tolak Korban Diautopsi

Polisi Ungkap Motif Kematian Briptu RF, Sebelumnya Batal Diautopsi, Jenazah Diterbangkan ke Semarang (Kolase Tribunnews)

Jenazah Briptu RF rencananya akan diautopsi pada Minggu (26/3/2023), namun urung dilakukan.

Batalnya autopsi tersebut atas permintaan keluarga Briptu RF.

Kabid Humas Polda Gorontalo, Kombes Pol Wahyu Tri Cahyono, mengatakan terkait penolakan tersebut, pihak keluarga pun diwajibkan untuk membuat surat pernyataan penolakan autopsi.

Surat pernyataan tersebut juga sesuai kesepakatan dan koordinasi dengan keluarga lainnya yang berada di Semarang, Jawa Tengah, asal kelahiran Briptu RF, mengutip TribunGorontalo.com.

“Atas keberatan dari pihak keluarga, maka penyidik sesuai dengan SOP membuatkan surat pernyataan keberatan dari keluarga korban atas penolakan dilakukan otopsi,” terangnya, Minggu.

Baca juga: Orangtua Minta Kapolda Gorontalo Lakukan Penyelidikan Terkait Kematian Briptu RF

Sebelumnya, pihak keluarga telah diberikan kesempatan untuk melihat kondisi jenazah Briptu RF.

“Setelah melihat kondisi dari pada jenazah masih utuh seperti saat ditemukan meninggal di TKP, pihak keluarga menyatakan keberatan untuk dilakukan autopsi,” ungkap Wahyu.

Lanjut Wahyu, pihak keluarga pun mengaku telah menerima dan ikhlas atas peristiwa yang terjadi terhadap Briptu RF.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJateng.com/iwan Arifianto) (Tribungorontalo.com/Ahmad Rajiv Agung Panto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini