TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menurut para ahli, dalam melakukan personal branding ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, di antaranya: tentukan ingin dikenal sebagai siapa atau dikenal dalam bidang apa.
Managing Director IMFocus Digital Consultan Alex Iskandar menyampaikan sebagai pilar keamanan dalam indeks informasi dan literasi data, masyarakat Indonesia dipandang perlu dalam mengakses, mencari, menyaring, dan memanfaatkan setiap data dan informasi yang diterima dan didistribusikan dari dan ke berbagai platform digital yang dimilikinya.
"Individu yang memiliki kecakapan bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital," ucapnya dalam diskusi daring dikutip, Rabu (29/3/2023).
Disampaikan saat webinar dalam Rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Webinar bertema "Membangun Personal Branding dan Brand Identity di Media Sosial" yang dilakukan secara daring (Online) melalui aplikasi Zoom meeting. Berlangsung pada 28 Maret 2023. Peserta webinar terdiri dari kelompok masyarakat Bali, Nusa Tenggara dan Sekitarnya.
Selain itu, menurut Alex, dalam melakukan personal branding kita harus memperhatikan beberapa aspek diantaranya tentukan ingin dikenal sebagai siapa/bidang apa.
"Gunakan sosial media yang tepat, strategi konten (Berguna, Menarik, Rutin) dan lakukan koneksi dan kolaborasi," ucapnya.
Dosen KPI Universitas Mahammadiyah Mataram Nurliya Ni’matul Rohmah mengatakan Personal branding merupakan cara kita untuk memberikan diri kita label, atau bagaimana diri kita mampu memberi tahu orang lain siapa diri kita, menjadi seseorang atau sesuatu yang tidak tergantikan.
"Membentuk personal branding sebuah proses sangat dibutuhkan seseorang tidak akan mampu semata-mata membentuk branding yang kuat tanpa adanya konsistensi, tidak hanya berguna untuk diri sendiri, personal branding juga mampu memberikan manfaat dan dampak yang positif kepada instansi, komunitas atau lembaga," terangnya.
Dalam personal branding integritas merupakan hal yang wajib. Apa yang mereka lihat pada media sosial hendaknya sesuai dengan kehidupan didunia nyata. Etika berinternet atau bermedia sosial juga menjadi perhatian yang serius.
Dosen & kepala pusat kajian ASEAN dan Internasional Universitas Pendidikan Nasional Anak Agung Mia Intentilia mengatakan bahwa Nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika perlu diimplementasikan.
Baca juga: Webinar Literasi Digital, Ahli: Hati-Hati dalam Jual Beli Online, Ini yang Perlu Diperhatikan
"Ketahuilah apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Seperti penggunaan huruf keseluruhan kapital yang kurang sesuai, waktu dan juga situasi," tuturnya.
Perlu dipahami dalam bermedia sosial kita juga berinteraksi dengan manusia, hormati aturan main ditempat kita berada, pahami bahwa kehidupan cyber mencerminkan kehidupan di dunia nyata, hargai waktu dan kuota orang lain, ciptakan jejak digital yang baik, berbagi hal positif.
Tunjukan kemampuan atau prestasi, perhatikan opini dan emosi di media sosial, hargai privasi orang lain, perlakukan orang seperti kita ingin diperlakukan dan jadilah pemaaf.
"Personal branding tidak hanya digunakan untuk mewujudkan citra diri yang kuat kepada orang lain, namun juga bisa diaplikasikan dalam menjalankan sebuah bisnis. Ada beberapa hal yang wajib diperhatikan dalam Brand Identity di Media Sosial," tuturnya.
Berdasarkan Survei indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan Kominfo dan katadata Insight Center pada tahun 2022 menyebutkan bahwa literasi digital masyarakat indonesia sebesar 3,54 dari 5,00.
Berdasarkan skor tersebut tingkat literasi digital di indonesia berada dalam kategori ‘sedang’ kegiatan literasi digital di lingkungan masyarakat ini merupakan salah satu upaya kemenkominfo dalam mempercepat transformasi digital sektor komunitas masyarakat menuju indonesia #makincakapdigital.
Kegiatan webinar dimulai dengan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G.Plate, lalu dilanjutkan dengan sambutan Dirjen Aptika Kominfo Samuel A Pengerapan, serta pemutaran video 4 pilar utama literasi digital yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.
Kegiatan Literasi Digital Segmen Kelompok Masyarakat merupakan serangkaian kegiatan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi dalam meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat indonesia pada tahun 2024 menuju Makin Cakap Digital.
Baca juga: Kemkominfo Tingkatkan Literasi Digital Lewat Metode Belajar Online
Melalui kegiatan-kegiatan literasi digital ini disesuaikan pada kebutuhan masyarakat indonesia. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses website literasidigital.id atau akun media sosial @literasidigitalkominfo (Instagram, Facebook & Youtube).