Menurutnya, sikap penolakan Ganjar tersebut telah menampar muka Jokowi dan berimbas pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
"Ganjar dianggap tokoh, figur, atau aktor yang dianggap mengagalkan penyelenggaran Piala Dunia. Tentu ini menampar Pak Jokowi ya sebagai Presiden."
"Elektabilitas Ganjar juga turun, kenapa? Pendukung Jokowi dan suporter sepakbola tentu tidak suka karena Ganjar dianggap pihak yang mengakibatkan Indonesia batal menjadi tuan rumah," jelasnya.
PDIP Niat Ingin Raih Suara Umat Islam, Justru Tidak Sukai
Di sisi lain Ujang pun menganggap pernyataan Ganjar terkait penolakan Timnas Israel itu adalah cara PDIP untuk meraih suara umat Islam.
Namun justru hal itu menjadi blunder karena masyarakat marah atas pernyataan Ganjar tersebut.
"Maksud hati kan PDIP ingin mendapatkan suara pemilih Islam. Kan kita tahu PDIP selalu berhadap-hadapan dengan kelompok Islam, selalu dianggap berkonflik dengan kelompok Islam. Dan tentu ingin mendapat suara dari kelompok Islam karena PDIP ingin menang hattrick kan di 2024."
"Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, kelihatannya masyarakat kurang suka penolakan itu. Karena citra Indonesia di mata dunia justru jelek dan berbalik (masyarakat) menyerang Ganjar dan PDIP," jelasnya.
Baca juga: Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia, Pengamat: Apa Betul Karena Penolakan Ganjar dan Koster
Di sisi lain, dalam konteks Pilpres 2024, Ujang menduga PDIP tengah marah dengan Jokowi karena sering mengendorse capres dari partai lain.
Sehingga, bentuk penolakan Timnas Israel oleh kader PDIP seperti Ganjar tersebut dinilai Ujang sebagai nilai tawar kepada Jokowi.
Adapun nilai tawar yang dimaksud Ujang adalah PDIP menegaskan bahwa Jokowi adalah petugas partai.
"Nyatanya Pak Jokowi punya desain sendiri (soal capres -red) dan belum tentu sama dengan PDIP. Dan saya melihat banyak faktor bahwa ini (penolakan Timnas Israel) mengindikasikan bahwa ya ini terkait masalah politik kok," tuturnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024