Singgih Budi juga menyinggung soal Brigadir J yang terlihat nyaman berada di rumah Ferdy Sambo, padahal sebelumnya ia disebut-sebut melecehkan Putri Candrawathi.
Bahkan, korban bersama-sama rombongan dan Putri Candrawathi, ikut pulang ke Jakarta.
"Hal ini bisa dilihat bahwa korban masih tetap berada di kediaman di Magelang, pada saat setelah kejadian masih bertemu dan berbicara dengan saksi Putri Candrawathi."
"Masih bersama-sama melakukan perjalanan dari Magelang ke Jakarta," pungkasnya.
Baca juga: Perkuat Vonis Mati Ferdy Sambo, Hakim: Ada Hikmah Besar dari Perkara Ini
Pakar Hukum Pidana Sebut Sidang Putusan Banding Ferdy Sambo Ideal
Pakar Hukum Pidana Universitas Jenderal Soedirman, Hibnu Nugroho, memberi tanggapan soal sidang banding Ferdy Sambo.
Sidang putusan banding yang digelar secara terbuka, dinilai Hibnu sebagai hal ideal.
"Kalau kita bicara ideal, ya peradilan Sambo ini. Jadi tidak hanya di Pengadilan Negeri, di Pengadilan Tinggi pun juga harus terbuka untuk umum, apalagi di tingkat kasasi Mahkamah Agung," kata Hibnu, Rabu.
Lebih lanjut, Hibnu menegaskan tentunya ada alasan tertentu mengapa sidang putusan banding Ferdy Sambo digelar secara terbuka.
Menurutnya, agar kasus Ferdy Sambo ini menjadi perhatian masyarakat.
"Jadi nggak ada dibacakan secara singkat atau secara simple, nggak (begitu), terbuka untuk umum."
"Maksudnya apa sih terbuka untuk umum? Agar masyarakat bisa memperhatikan, bisa menilai sehingga tidak terjadi kesesatan," jelas Hibnu.
Oleh karena itu, Hibnu menyebut sidang ini termasuk dalam model Due Process of Law atau suatu proses hukum yang baik, benar, dan adil.
"Sehingga inilah peradilan Sambo ini peradilan yang model model due process of law," pungkas Hibnu.
(Tribunnews.com/Ifan/Fitri Wulandari)