News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Kemenkes Catat Temuan 5 Kasus Covid-19 Sub Varian Arcturus, Total 7 Kasus

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemudik menunggu keberangkatan kereta di Stasiun Pasar Senen, Senin (17/4/2023). - Kemenkes mencatat temuan 5 kasus Covid-19 sub varian Arcturus, total ada 7 kasus di Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril mengumumkan total kasus Covid-19 sub varian Arcturus atau XBB 1.16 per Senin (17/4/2023) mencapai 7 kasus.

Sebelumnya, Kemenkes mencatatkan jumlah pasien yang terkonfirmasi varian ini ada dua kasus.

Kini ditemukan lima kasus, namun semuanya sudah sembuh.

“Semua pasien sudah sembuh, ada 5 kasus, 2 dari Surabaya 3 ada di Jakarta. Alhamdulillah semuanya membaik dengan gejala yang ringan,” ujar dr. Syahril melansir sehatnegeriku.kemkes.go.id.

Dikatakan dr. Syahril, sejumlah negara yang melaporkan kasus terbanyak adanya varian ini antara lain India, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Australia.

Baca juga: Gejala Khas Covid-19 Arcturus: Mata Kemerahan, Rasa Gatal hingga Munculnya Kotoran

“Ini (sub varian Arcturus) asal mulanya dari India itu sangat banyak. Untuk Indonesia kalau kita melihat dalam satu minggu terakhir ada memang kenaikan kasus dan sudah ditemukan dua kasus di awal pada tanggal 5 April, dan hari ini kita umumkan ditambah 5 jadi 7 kasus,” ucap dr. Syahril.

Walaupun terjadi kenaikan kasus, namun angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO

Yakni masih di bawah 1/100.000 penduduk, sedangkan pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.

“Jadi ini parameter-parameter walaupun terjadi kenaikan tapi masih menunjukkan angka-angka di bawah standar WHO itu masih stabil."

"Ini menjadi catatan kita semua sebagaimana peringatan WHO bahwasanya pandemi masih ada dan kemungkinan akan terjadi kenaikan kasus karena sumber varian baru,” ungkap dr. Syahril.

Baca juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Pemerintah Anjurkan Pakai Masker dan Tes Antigen Mandiri

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada.

Pasalnya gejala dari sub varian baru ini hampir sama dengan gejala Covid-19 sebelumnya yakni, batuk, flu, demam, dan nyeri tenggorokan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu menilai Subvarian Arcturus lebih menular dibandingkan jenis sebelumnya.

"Kita harus tetap waspadai. Memang Arcturus itu penularannya 1,5 kali lebih cepat daripada Kraken," ungkap Maxi, Senin (17/4/2023).

Masyarakat diminta waspada, karena subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken kata Maxi terdeteksi di Indonesia.

Baca juga: Ancaman Covid-19 Varian Arcturus Muncul Jelang Lebaran, Komisi IX DPR Minta Pemerintah Tak Lengah

Perlu Peningkatan Testing dan Tracing

Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher meminta pemerintah tak lengah dengan ancaman Covid-19 varian Arcturus, apalagi saat ini menjelang Lebaran 2023.

Legislator PKS itu meminta pemerintah menggencarkan surveilans yaitu kegiatan pengamatan terkait kasus Covid-19 varian Arcturus yang telah terdeteksi di Indonesia.

"Tingkatkan testing dan tracing, terutama di pintu kedatangan luar negeri dan di perbatasan wilayah atau daerah yang menjadi tujuan mudik lebaran 2023," kata Netty, Selasa (18/4/2023).

Baca juga: Pria di India Pulang ke Rumah 2 Tahun setelah Dinyatakan Meninggal akibat Covid-19

Pemerintah juga diminta lebih memfokuskan strategi penanganan kasus terhadap kelompok-kelompok yang rentan terpapar varian Arcturus.

"Varian baru ini menyasar kelompok-kelompok rentan seperti lansia, anak-anak dan orang yang belum divaksin."

"Pemerintah perlu memfokuskan strategi penanganan pada kelompok-kelompok tersebut," ucap Netty.

Selain itu, lanjut Netty, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang varian Arcturus ini juga peru ditingkatkan.

"Jelaskan gejalanya, bagaimana penanganannya dan cara mencegah penularannya. Jangan sampai masyarakat lengah karena merasa pandemi telah selesai," jelas Netty.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Aisyah Nursyamsi/Chaerul Umam)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini