1. Menyucikan Jiwa dari Sifat Buruk Manusia
Hal ini termaktub dalam Quran Surat At-Taubah ayat 103, Allah SWT berfirman yang artinya;
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnnya do’a kamu itu ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Zakat fitrah dapat mentyucikan diri orang yang menunaikannya.
Karena zakat membersihkan akhlaknya dan menyucikan serta membersihkan jiwanya dari rasa bakhil dan berbagai akhlak tercela.
Dengan berzakat maka dapat menumbuhkan akhlaknya sehingga ia akan memiliki sifat-sifat orang yang dermawan, yang suka berbuat baik dan yang pandai bersyukur.
2. Berbagai Kebahagiaan terhadap sesama dan Menolong Fakir Miskin
Zakat fitrah berfungsi untuk membantu orang-orang yang tidak mampu, untuk dapat merasakan nikmat hari raya.
Sehingga, hari kemenangan tidak hanya dirasakan oleh mereka yang ekonomi menengah-atas, namun para mustahik juga dapat merasakan hal yang sama.
Tidak merasa kekurangan makanan saat hari raya.
Terutama dapat memberikan pertolongan kepada fakir miskin yang memerlukan bantuan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Maidah ayat 2 :
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”19
Bahkan Rasullullah SAW pernah berdoa yang isinya:
"Allahumma inni as-aluka fi’lal khoiroot wa tarkal munkaroot wa hubbal masaakiin" …
Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mudah melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran serta aku memohon pada-Mu sifat mencintai orang miskin.
Dari doa Rasulullah tersebut dapat menunjukkan keutamaan seorang muslim mencintai orang miskin.
3. Mendapat Keberkahan Harta dan mendorong untuk bekerja keras
Dalam proses memperoleh harta untuk makan sehari-hari, barangkali ada hal yang tidak mengenakkan terjadi.
Seperti dalam proses jual beli, ada pelanggan yang merasa terpaksa dengan harga yang telah dipatok, kemudian membelinya tidak ikhlas 100 persen.
Hal tersebut hukumnya tidak haram, namun ada proses yang tidak baik.
Namun, dalam proses ini dapat disucikan dengan membayar zakat fitrah.
Selain itu dengan berzakat, dapat mendorong kita untuk bekerja keras.
Agar mampu memberikan zakat pada orang yang membutuhkan, serta kepedulian terhadap yang membutuhkan.
Dalam firman Allah SWT surah al-Hasyr ayat 7:
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. “21
4. Bentuk Rasa Syukur kepada Allah SWT
Allah SWT memberikan nikmat kepada kita adalah untuk menguji apakah kita bersyukur atau tidak.
Jika kita bersyukur maka Allah akan melipatgandakannya.
Namun sebaliknya, jika kita mengkufurinya maka sesungguhnya siksaan pedih yang akan kita dapatkan.
Allah SWT. berfirman: "Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7).
Berzakat fitrah melatih kita untuk mensyukuri nikmat Allah SWT, dengan membagi harta kepada orang yang membutuhkan.
Dari setiap hasil kerja kita, ada peran orang lain dan peran Allah dalam proses memperolehnya.
Baca juga: Doa Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri, Anak, dan Keluarga, Lengkap dengan Artinya
5. Membersihkan Diri dari Perbuatan yang Sia-sia
Adapun hikmah zakat fitrah juga untuk membersihkan diri dari perbuatan yang sia-sia.
Terkadang dalam proses menjalani ibadah puasa, kita pernah merasa marah akan sesuatu, kesal dengan sesuatu, bahkan juga memaki-maki.
Dengan membayar zakat fitrah, kita dapat membersihkan dari perilaku sia-sia tersebut.
Rasulullah dalam Hadits Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah:
“Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah itu sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan perkataan kotor dan sebagai makanan bagi orang miskin. Karena itu, barang siapa mengeluarkan sesudah salat maka dia itu adalah shadaqoh biasa.”
Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, pikun, bakhil, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur dan fitnah hidup dan mati.” (HR. Muslim).
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)