Menanggapi wacana tersebut, Prabowo tak mau berandai-andai dengan adanya wacana duet di antara keduanya.
Pasalnya, kata Prabowo, saat ini posisi Partai Gerindra cukup kuat.
Sehingga tak mungkin ia mempertaruhkan partainya demi dapat menjadi pasangan Ganjar Pranowo.
Respons PDIP
Penolakan itu direspon Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
Pihaknya menyebut tak bisa memaksakan kehendak untuk menjadikan Prabowo Subianto sebagai pasangan Ganjar Pranowo.
"Ya tentu saja kita kan enggak model kawin paksa, tentu ada pacarannya, ada pemahamannya, ada komitmen terhadap rakyat bangsa dan negara," kata Hasto saat ditemui di Kantor DPP PDIP, Jakarta.
Lebih lanjut, Hasto menegaskan secara dinamika politik selalu bergerak dinamis.
Sehingga PDIP sendiri juga terus melakukan kajian soal sosok bacawapres pendamping Ganjar Pranowo.
"Secara dinamika politik yang memang sangat dinamis kami melakukan kajian terus menerus dan nantinya dijajak oleh ibu Megawati Soekarnoputri yang ambil keputusan," ujar hasto.
Hasto menegaskan, PDIP tidak secara acak melakukan soal perjodohan pasangan capres-cawapres.
PDIP, lanjutnya, juga akan melihat konstelasi masyarakat sebagai pemegang kedaulatan.
Baca juga: Tak Hanya Wiranto, Prabowo Akan Temui Try Sutrisno Siang Ini: Silahturahmi Lebaran ke Senior
Bukti Prabowo Tak Bisa Didegradasi
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai penolakan Prabowo Subianto soal tawaran menjadi cawapres Ganjar Pranowo merupakan tamparan bagi pihak-pihak yang ingin mendegradasikannya.