TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PAN Eddy Soeparno merespons penangkapan Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanudin oleh Dittipidsiber Bareskrim Polri karena kasus 'halalkan darah Muhammadiyah'
Eddy meyakini penyidik di Bareskrim Polri memiliki pertimbangan yang menyeluruh sebelum memutuskan untuk menangkap Andi Pangerang.
"PAN menghormati proses hukum dan kami percaya penuh aparat penegak hukum akan bekerja secara objektif dan profesional menangani kasus ini," kata Eddy di Jakarta, Senin (1/5/2023).
Seperti diketahui Penyidik Direktorat Siber Bareskrim Polri Minggu 30 April 2023 telah melakukan penangkapan terhadap AP di daerah Jombang atas perkara yang dilaporkan oleh pelapor dalam hal ini Muhammadiyah.
Sebagai Sekjen PAN, Eddy juga sudah meminta Anggota Komisi III DPR Fraksi PAN terus berkoordinasi dengan kepolisian dan memastikan tindakan sesuai aturan yang berlaku.
"PAN yakin dan percaya Polisi akan memenuhi rasa keadilan masyarakat dalam hal ini adalah keadilan bagi saudara-saudara kita warga Muhammadiyah," ungkap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI ini.
Eddy meyakini bahwa dalam hal permohonan maaf tentu warga Muhammadiyah memaafkan. Tetapi permohonan maaf tidak lantas menggugurkan pidananya.
"Kalau semua permintaan maaf dianggap menyelesaikan masalah, maka nantinya akan ada pihak yang dengan mudah mengancam membunuh dan baru setelah itu minta maaf. Tentu hal ini tidak boleh terjadi,"
"Bagaimanapun ancaman pembunuhan oleh Andi Pangerang Hasanudin tersebut sudah meresahkan dan melukai warga Muhammadiyah," tutup Anggota DPR RI Dapil Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini.
Kronologi masalah
Seperti diketahui, Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin sebelumnya membuat heboh ketika berkomentar tak bijak di akun Facebook peneliti antariksa BRIN, Prof Thomas Jamaluddin.
Dalam komentar yang viral di media sosial, Andi Pangerang Hasanuddin lewat akun AP Hasanuddin mengancam menghalalkan darah Muhammadiyah.
Polemik itu bermula ketika Prof Thomas menuliskan keheranannya dengan Muhammadiyah yang tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023, namun ingin memakai lapangan untuk sholat Idul Fitri.
Kemudian hal itu dikomentari oleh AP Hasanuddin yang menganggap Muhammadiyah menjadi musuh bersama dalam takhayul, bidah dan churofat.
"Kalian Muhammadiyah, meski masih jadi saudara seiman kami, rekan diskusi lintas keilmuan tapi kalian sudah kami anggap jadi musuh bersama dalam hal anti-TBC (takhayul, bidah, churofat) dan keilmuan progresif yang masih egosektoral. Buat apa kalian berbangga-bangga punya masjid, panti, sekolah, dan rumah sakit yang lebih banyak dibandingkan kami kalau hanya egosentris dan egosektoral saja?" komentar Hasanuddin.
Tak hanya itu saja Hasanuddin bahkan mengancam menghalalkan darah warga Muhamadiyah.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," lanjutnya.
Mengkonfirmasi komentar yang dilakukan Hassanudin, Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menyebutkan bahwa komentar yang dibuat Andi Pangerang Hassanudin merupakan hal yang berlebihan.
"Itu tanggapan yang berlebihan saat berargumentasi dengan Ahmad Fauzan," kata Prof Thomas kepada Tribunnews.com, Senin (24/4/2023).
Kemudian dikatakan Prof Thomas bahwa yang bersangkutan sudah meminta maaf.
"Andi PH sudah menyatakan penyesalan dan permohonan maaf," tutupnya.