TRIBUNNEWS.COM - Pelaku penembakan Kantor MUI Pusat di Menteng, Jakarta Pusat yakni Mustopa NR (60) membawa empat surat saat melancarkan aksinya.
Hal ini diketahui saat Tribunnews.com memperoleh foto keempat surat tersebut dari Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas.
Berdasarkan foto ini, ada surat yang telah dituliskan Mustopa pada 1 Juli 2014.
Adapun isinya terkait permintaannya untuk memperoleh keadilan.
Selain itu, ia juga bersumpah akan mencari senjata untuk menembak pejabat.
Kemudian pada surat kedua, Mustopa kembali menuliskan surat tetapi kini ditujukan kepada Ketua MUI.
Baca juga: Rekam Jejak Pelaku Penembakan Kantor MUI, Pernah Rusak Kantor DPRD Lampung dan Mengaku Nabi
Namun, tidak dituliskan kapan Mustopa menuliskan surat tersebut.
Pada surat inilah, ia mengaku sebagai nabi dan mewakil Nabi Muhammad SAW.
Dengan klaimnya tersebut, Mustopa berkeinginan untuk bertemu dengan Ketua MUI demi mempersatukan umat Islam.
Kemudian, dirinya menegaskan bahwa klaimnya sebagai nabi bukanlah bohong.
Lalu Mustopa kembali menulis surat ketiganya pada 25 Juli 2022 yang ditujukan kepada Kapolda Metro Jaya.
Isinya pun sama dengan surat sebelumnya yakni igin bertemu denngan Ketua MUI.
Baca juga: Kantor MUI Ditembak, DPR Minta Semua Pihak Tak Buat Pernyataan Spekulatif
Mustopa pun kembali menulis surat untuk keempat kalinya pada 5 September 2022.
Adapun surat tersebut berjudul 'Surat Mengeluh dan Memohon Kepada Pimpinan Kapolda Metro Jaya Supaya Saya Dipertemukan Dengan Ketua MUI RI'.
Senada dengan surat sebelumnya, Mustopa memaksa Kapolda Metro Jaya memfasilitasi dirinya untuk bertemu dengan Ketua MUI.
Untuk selengkapnya berikut isi dari empat surat tersebut berdasarkan foto yang diterima Tribunnews.com dari Anwar Abbas:
1. Surat Pertama
Demi Hak Saya Bersumpah
Kalau saya tidak mendapat keadilan, tidak diperlakukan secara adil. Kalau saya salah diberikan sangsi atau dipenjarakan seumur hidup.
Tetapi kalau hukum di negeri ini tidak punya dasar untuk menyalahkan saya, seharusnya direalisasikan sebagai mana mestinya.
Bilamana salah satu tidak terjadi dengan saya, berarti saya diperlakukan secara tidak adil.
Demi Alloh Muhammad Rosululloh, saya bersumpah saksi langit dan bumi, saya akan cari senjata, akan saya tembak pejabat dinegeri ini.
01 Juli 2014
Mustopa. NR
Baca juga: 5 Fakta Mustopa Penembak Kantor MUI: Sosoknya, Catatan Kriminal hingga Kondisi Kejiwaan
2. Surat Kedua
Dengan Hormat,
Bapak Ketua MUI, saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya biar keinginan Tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad SAW merasa senang melihat ummatnya bersatu.
Seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya, nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya bapak mau mempersatukan dunia. Kita semua bukan saya!
Jadi kalo bapak menolak saya, berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua. Maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul. Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada Ummmatnya bapak ketua, mengenai pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah 4 kali diproses di Lampung.
Saya tidak dikatakan mengada-ada/merekayasa atau bohong. Lebih jelasnya Bapak cek lagi menurut hukum Agama Qur'an dan Hadist, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak. Bapak ketua seandainya rasul datang kepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya, pasti saya tolak.
Saya tidak sanggup di 2003, saya sadar saya adalah orang yang diutus kalo saya bisa menemui Rasul, pasti saya kembalikan dan seandainya tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dari satu, saya tidak kerja nanti Tuhan mengutus lagi. Sedangkan saya diancam oleh Firman Tuhan yang katanya akan dipoton seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya.
Jadi saya tidak punya pilihan selain kerja saya yakni duniapun tidak ada pilihan kalo tidak menerima saya tidak akan terjadi bersatu. Leher saya bisa dipenggal kalo pendapat saya salah.
Jadi tolong pak, jangan sembunyikan kemampuan saya. Ummat sangat membutuhkannya. Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya untuk menghadap Bapak. Saya ingin bicara secara lngsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung.
Kalo bapak mengindahkan harapan saya, berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/Nabi Muhammad SAW. Sekali lagi saya mohon kepada Bapak, jangan kecewakan Rasul. Mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu, sekian.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Hormat saya
Mustofa
3. Surat Ketiga
SUMPAH YANG KEDUA
Kepada Bapak Pimpinan KAPOLDA METRO Jaya yang terhormat, setelah saya membawah pisau ke kantor Bapak, tetap saya tidak mendapatkan hak saya yaitu keadilan juga.
Bapak tidak mempertemukan saya dengan Ketua MUI REPUBLIK INDONESIA. Saya mohon kepada Bapak selaku penegak hukum supaya saya dipenjarakan seumur hidup Tembak Mati kalau tidak bapak lakukan.
SAYA BERSUMPAH atas nama ALLAH dan RASUL, saya akan cari senjata api saya akan tembak Pengurus Pejabat di Negeri ini terumatam orang-orang MUI tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Meminta izin untuk kedua kalinya kepada Penegak Hukum/Kepolisian karena saya sudah lelah berjuang untuk mendapatkan hak saya yaitu keadilan.
25 Juli 2022
Mustopa NR
Baca juga: Polda Metro Gandeng Ahli Dalami Dugaan Sekte Menyimpang Mustopa Penembak Kantor MUI
4. Surat Keempat
SURAT MENGELUH DAN MEMOHON KEPADA PIMPINAN KAPOLDA METRO JAYA SUPAYA SAYA DIPERTEMUKAN DENGAN KETUA MUI RI
Kepada Yth
Bapak Pimpinan Kapolda Metro Jaya
Di Jakarta Pusat
Assalamu'alaikum Wr.Wb
Dengan hormat, bapak Kapolda, saya mengirim surat yang kesekian kalinya karena bapak satu-satunya harapan saya supaya saya tidak bekerja melanggar hukum. Kali ini saya setiap satu bulan/2 bulan sekali, saya akan datang ke kantor Bapak yaitu Polda Metro Jaya sambil membawa kopian surat ini yang isinya mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya saya dipertemukan kepada Ketua MUI tanpa saya melakukan tindakan melawan hukum.
Bapak Kapolda perminta saya, saya rasa tidak terlalu berlebihan. saya cuma ingin bertemu secara langsung, akan bertanya tentang pendapat apa saja, jawaban Ketua MUI nanti dunia pasti akan terjadi bersatu, makmur, aman karena mendapat ikutan yang mengerti mewujudkan keinginan Tuhan.
Yaitu mempersatukan dunia ini. Wewenagnya MUI yang menentukannya siapa orangnya. Kalau bapak tidak mengindahkan harapan saya, berarti bapak menahan supaya dunia ini tidak terjadi bersatu. Keinginan Tuhan tidak terwujud.
Saya telah bersumpah datan ke kantor Bapak Polda Metro Jaya sebelum saya mendapat senjata. Apabila saya mendapat senjata api, saya akan datang ke kantor MUI, saya akan tepati sumpah saya.
Makannya dari itu pak, saya memohon segala kerendahan hati bapak, saya jangan dibiarkan berbuat yang tidak saya inginkan yaitu menepati sumpah saya yang kedua karena saya ini pak berbuat melanggar hukum, tidak mau khianat dengan sumpah saya juga tidak mau.
Percayalah pak, tindakan bapak mempertemukan saya dengan Ketua MUI tidak akan sia-sia karena dunia tidak akan terjadi bersatu. Keinginan Tuhan tidak akan terwujud tanpa mempertemukan saya dengan Ketua MUI Repbulik Indonesia.
Saya berani tembak ditempat bila pendapat saya ini salah. Kesimpulannya, pak, kalau bapak tidak mengabulkan keinginan saya yaitu mempertemukan saya dengan Ketua MUI berarti bapak khianat, tidak adil karena saya satu rupiahm dua rupiah, saya ikut andil menggaji bapak.
Jadi dikemanakan sumpah bapak yang katanya melindungi, mengayomi, melayani. Intinya pak, kalau saya sampai melakukan sumpah saya yang penyebabnya sangat jelas dikarenakan kebodohan bapak membiarkan orang berbuat salah.
Berarti negara ini mempekerjakan orang bodoh. Sebagai akhr kalimat bagi petugas/pegawai yang menerima surat saya ini, tolong disampaikan dan pastikan dibaca oleh pimpinan Kapolda Metro Jaya.
Sekian. Wassalamu'alaikum Wr.Wb
05 September 2022
Hormat saya
Mustofa Nurdin
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Kantor MUI Ditembak