“Yang pertama One health Initiative itu karena ada pengalaman pengalaman dimasalalu terkait dengan Pandemi Covid-19 dan seterusnya,” kata Kusnanto di Nusa Dua Bali, Sabtu, (6/5/2023).
Dokumen kedua yang akan dibahas dalam pertemuan para menteri ASEAN tersebut yakni ASEAN Declaration on Protection of Migrant Workers in Crisis Situations.
Deklarasi tersebut menekankan komitmen ASEAN untuk melindungi dan memperkuat ketahanan pekerja migran dan keluarganya dalam situasi krisis.
Masalah tersebut kata dia penting dibahas karena buruh migran sering dilanda beberapa krisis misalnya karena adanya bencana, persoalan politik, dan persoalan tempat mereka bekerja.
Dokumen ketiga yang dibahas yakni ASEAN Declaration on the Placement and Protection of Migrant Fishers. Deklarasi tersebut mendorong kerja sama regional dalam memastikan kesejahteraan serta kondisi kerja yang layak bagi para nelayan migran.
“Dokumen yang ketiga itu sebenarnya mirip terkait konteks perlindungan migran juga tapi terkait dengan perlindungan misalnya nelayan tentu saja (nelayan) dihadapkan pada persoalan yang berbeda,” katanya.
Dokumen Keempat yakni ASEAN Leaders’ Statement on the Establishment of the ASEAN Village Network.
Deklarasi tersebut bertujuan untuk mempercepat pembangunan pedesaan melalui pembentukan jejaring desa ASEAN.
Kusnanto mengatakan pedesaan adalah salah satu karakter negara Asia Tenggara. Bila antara desa berbeda negara yang ada di perbatasan dibangun kerjasama akan memiliki dampak yang sangat positif baik itu dari sisi ekonomi, sosial maupun budaya.
Ia menegaskan bahwa keempat dokumen tersebut penting dibahas karena merupakan salah satu wujud untul membawa ASEAN agar mempunyai makna yang kongkrit bagi masyarakat.
“Tapi intinya sama jadi ini untuk agar ASEAN itu lebih punya makna secara kongkrit sehingga kita membicarakan masalah masalah yang besar,” pungkasnya.