Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri menyinggung soal sosok pemimpin yang harus berani mengambil risiko.
Hal ini dikatakan Firli saat mengisi dialog kebangsaan bertemakan 'membangun budaya anti korupsi' di Gedung Utaryo, Sespim Lemdiklat Polri, Senin (8/5/2023).
"Setiap pemimpin harus berani mengambil resiko, kalau setiap pemimpin tidak berani mengambil resiko jangan pernah jadi pemimpin," kata Firli.
Firli mengatakan dalam perjalanan karirnya, dia selalu menganut satu kalimat terkait langkah-langkah yang harus diambil ketika menjadi seorang pemimpin.
"Karena ada 1 kalimat yang selalu saya pakai resiko terbesar akan anda dapatkan seketika anda tidak berani mengambil resiko apapun, anda jangan jadi pemimpin jika tak berani mengambil resiko," ucapnya.
Dia mencontohkan ketika virus Corona atau Covid-19 menyerang seluruh dunia termasuk Indonesia.
"Terkait dengan bencana alam dan non alam, kita bersyukur Alhamdulillah sejak 3 maret 2020 sampai 2022 lalu kita berhadapan dengan Covid-19, semua sumber daya kita kerahkan untuk mengatasi Covid-19, bersatu padu kita, selesai itu. Kenapa? Karena kita punya semangat kesatuan dan persatuan Republik Indonesia," jelasnya.
Baca juga: Firli Bahuri Akui Budaya Korupsi Masih Menjadi Salah Satu Permasalahan Bangsa Indonesia
Firli mengatakan dalam hal ini asas salus populi suprema lex esto atau keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi harus bisa diutamakan.
"Di saaat covid melanda indo, setelah diumumkan presiden semua tiarap tak ada yang berani melakukan tindakan apapun, dokter sudah ada yang meninggal, fasilitas kesehatan colab, ingin mengadakan fasilitas barang dan jasa takut, takut dengan KPK, takut Polisi, takut Kejaksaan, saya tampil di paling depan dalam rangka menyelamatkan jiwa manusia," tuturnya.
Sehingga, saat itu Indonesia disebutnya sudah berani mengambil resiko untuk membeli vaksin sehingga saat ini Indonesia sudah terbebas dari pandemi tersebut.
"Banyak negara yang tidak dapat vaksin saat itu, kita vaksin belum ada kita sudah beli, maka dari itu kita berani mengambil resiko," ucapnya.