Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyatakan, blue carbon mangrove Indonesia memiliki potensi besar.
Sekretaris Utama BRGM Ayu Dewi Utari mengatakan, secara total penyimpanan karbon mangrove Indonesia lebih kurang sampai dengan 1.083 megaton CO2.
"Nah, ini satu hal yang penting kami sampaikan dari emisi CO2 tahunan akibat degradasi lahan basa ini diperkirakan sekitar 3,2 persen itu terkait dengan konversi hutan dan lahan gambut," ujarnya dalam webinar Kompas Talks dengan tema "Invest in Our Planet - Hutan Mangrove Sebagai Penyerap Karbon", Selasa (9/5/2023).
Baca juga: 2.000 Bibit Mangrove untuk Bali, Bangun Awareness Investasi Produk Berbasis Pelestarian Lingkungan
Ayu mengungkapkan, hilangnya mangrove dalam tiga dekade terakhir juga telah menghasilkan emisi tahunan yang cukup besar.
"Inilah yang perlu kita perhatikan karena menghindari konvensi mangrove akan mengurangi hingga 30 persen dari emisi nasional dari sektor tata guna lahan. Nah, dalam posisi inilah pentingnya rehabilitasi mangrove itu dilaksanakan," katanya.
Karena itu, pada saat ini, pemerintah sedang dalam proses menyusun rancangan peraturan pemerintah untuk pengelolaan dan perlindungan ekosistem mangrove.
"Ini merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1990," pungkasnya.